Find Us On Social Media :

Waduh! Berpura-pura Orgasme Bisa Menurunkan Kualitas Hidup lo

By Tentry Yudvi Dian Utami, Senin, 8 Maret 2021 | 21:50 WIB

Waduh! Berpura-pura Orgasme Bisa Menurunkan Kualitas Hidup lo

Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu sering berpura-pura orgasme saat bercinta dengan pasangan?

Bila memang sering melakukannya, alangkah lebih baik kita tidak melakukan fake orgasme.

Orgasme juga harus dirasakan oleh perempuan lho. Ini tentu saja akan mendukung kualitas hidup.

 

Hal ini juga senada dengan yang dikatakan oleh Seperti yang dikatakan influencer Alia Hadju dalam Instagram live bersama klinis Zoya Amrin pada 3 Agustus 2020 lalu. 

"Kehidupan seks 70% mempengaruhi akan kualitas hidup kita," ibu satu anak ini.

Baca Juga: Fenomena Love Scam, Mengapa Korban Jarang Lapor dan Memilih Menutupinya?

Melansir, Kompas.com, masalah orgasme ini memang sering dialami perempuan. Pada 2018 lalu, sebuah studi menunjukkan bahwa 10 hingga 40% perempuan merasa tidak mampu untuk mencapai orgasme. 

Kesulitan perempuan untuk mencapai klimaks inilah yang akhirnya membuat kita sering berpura-pura untuk orgasme.

 

Orgasme Penting

 

Sebenarnya, orgasme ini penting baik untuk laki-laki maupun perempuan. Sebab, tanpa adanya orgasme, kita pun jadi tidak menikmati dan kurang nyaman saat bercinta.

"Orgasme itu penting untuk tujuan pleasure," tutur Zoya dalam Live Instagram yang berjudul Fake Orgasm, No More dalam segmen Obrolan Syabu-Syabu.

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Tidur dengan Posisi Ini Bisa Bikin Wajah Terlihat Lebih Tua

Zoya menjelaskan bahwa seksualitas manusia itu punya tiga tujuan di antaranya ada reproduksi, rekreasi, dan kepuasan.

Seperti yang kita tahu, reproduksi ini bertujuan untuk memiliki anak.

"Gue selalu bilang yang punya anak belom tentu bisa bikin enak, so let’s focus pada kenikmatan berdua," ujar Zoya.

Sedangkan rekreasi ini bertujuan untuk mendapatkan kenikmatan saat bercinta.

"Tujuan seks sebagai rekreasi ini adalah bagaimana mencapai orgasme. Bagaimana kita mengeksplor, melakukan sexploration terhadap tubuh kita, bagaimana kita merrasakan kenikmatan-kenikmatan yang sangat physical dari eksplorasi pada titik-titik tubuh kita" ujar Zoya. 

Tapi, sayangnya, semakin bertambah tua, kemampuan fisik kita pun akan menurun sehingga mempengaruhi kemampuan kelamin kita.

"Begitu kita makin menua kemampuan kelamin kita makin berkurang," jelas Zoya. 

Sementara kepuasan ini bisa dirasakan dari pelukan, belaian, dan emosi yang dirasakan.

"Nantinya akan berkaitan dengan relasi antara kamu dan pasangan," sebut Zoya. 

Baca Juga: Punya Tubuh Big Size? Simak Tips Agar Tetap Tampil Stylish Berikut!

Utamakan Kenikmatan

Bercinta memang asyik, tapi belum tentu nikmat. Menurut Zoya, ada kalanya perempuan membutuhkan kenikmatan dari hubungan intim yang dilakukan dengan lembut.

 

"Ada beberapa perempuan yang lagi pengen lazy sex. Kadang kita enggak pengen yang meledak ledak  tapi pengen enaknya aja" katanya. 

"Namun, buat laki-laki, kayak kurang achievement, kayak 'aduh kok dia cuma segitu aja, sih?'," lanjut Zoya. 

"Kan padahal kita lagi ngantuk lagi males tapi pengen ML tapi enggak mau yang heboh. Pengen sama-sama dapet tapi nggak mau yang heboh " pungkasnya.

Oleh sebab itu, orgasme ini penting banget lho, Kawan Puan. Dan, kita berhak untuk meminta kenikmatan yang sama saat bercinta.  

 

"Kalo dia bener-bener enggak mendapatkan orgasme dia juga bakal sedih juga," ucap Zoya. 

Baca Juga: Enggak Ribet, Ini 7 Tanaman Hias yang Bisa Ditanam di Media Air

Seks Itu Puas

Dalam mendapatkan kepuasan tentunya kita perlu banyak eksplor diri kita, termasuk merubah pola pikir.

 

"Gue ngeliatnya biar nggak fake orgasm itu punya niatan ‘gue harus puas juga dong, harus bahagia.' Atau ‘eh gue segini aja gue juga udah happy lho’ itu kan,  it’s about mindset, Al," kata Zoya kepada Alya. 

"Jadi, kalau yang oh gue harus begini banget nih, kita ada blue print-nya, kita ada ekspektasi, kan kalo seks pakai ekspektasi pegel juga ya," imbuh Zoya.

Nah, apakah masih mau fake orgasme lagi?(*)