Find Us On Social Media :

Cegah Obesitas Pada Anak, Orang Tua Bisa Lakukan Ini Mulai Sekarang

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 14 Juni 2021 | 20:15 WIB

Ilustrasi cara cegah obesitas pada anak

Parapuan.co - Anak yang memiliki tubuh gemuk terkadang dianggap lucu dan menggemaskan. 

Akan tetapi, berat badan anak juga bisa berpengaruh akan kesehatannya.

Bagaimana jika berat badan mereka terus menerus bertambah dan bahka  tidak terkontol.

Sebuah studi baru yang mengkhawatirkan memperingatkan bahwa lebih dari separuh anak-anak saat ini berisiko menjadi orang dewasa yang gemuk, bahkan jika mereka tidak gemuk sekarang.

 

Para peneliti tersebut memproyeksikan bahwa lebih dari setengah anak-anak saat ini di AS akan mengalami obesitas pada usia 35 tahun, dengan setengah dari prevalensi terjadi pada masa kanak-kanak.

Baca Juga: Kesepian Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kematian Dini, 2 Kali Lebih Tinggi dari Obesitas

Dokter anak Natalie Muth, MD, salah satu penulis RDN dari The Picky Eater Project dan anggota Komite Eksekutif untuk American Academy of Pediatrics Section on Obesity menyoroti fakta bahwa risiko obesitas terus berlanjut sepanjang masa kanak-kanak.

Bahkan anak-anak yang memiliki berat badan yang sehat sekarang berisiko mengalami obesitas saat dewasa.

Ini juga mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat. 

Jika setengah dari populasi mengalami obesitas pada usia 35, masalah kesehatan kronis yang terkait dengan obesitas, seperti diabetes dan penyakit jantung, kemungkinan akan menjadi lebih umum.

Menurut penelitian baru di The Lancet, tingkat obesitas global secara keseluruhan masih meningkat.

Muth pun menerangkan bahwa tingkat obesitas parah pada masa kanak-kanak juga terus meningkat.

Lalu apa yang bisa Kawan Puan lakukan sebagai orang tua?

Muth mengatakan upaya untuk mengajarkan keterampilan seperti moderasi dan mendengarkan isyarat lapar dan kenyang harus mencakup semua anak.

Hal ini tak hanya diterapkan pada mereka yang menunjukkan tanda-tanda kelebihan berat badan saat ini. 

Dia menyarankan keluarga mengambil tiga langkah ini untuk membantu mencegah obesitas, sepertu dikutip dari Parents.com:

 

Ajari anak-anak untuk mendengarkan isyarat lapar tubuh mereka 

Ajari mereka untuk bertanya pada diri sendiri "Apakah saya lapar?" sebelum ngemil.

Jika mereka tidak lapar, bantu mereka mencari tahu apa yang mereka butuhkan, apakah itu aktivitas seperti bermain game atau membicarakan masalah.

Hindari minuman manis termasuk jus 

"Jangan perkenalkan mereka, jangan simpan mereka di rumah," kata Muth. 

"Konsumsi minuman manis adalah prediktor kuat obesitas di kemudian hari," tambahnya.

Baca Juga: Tak Hanya dengan BMI, Ini Cara Lain Cek Berat Badan Ideal Agar Terhindar dari Penyakit

Makan makanan seimbang bersama-sama 

"Model seperti apa makan sehat saat makan," kata Muth. 

Gunakan piring kecil, jauhkan layar, dan duduk bersama setidaknya selama 20 menit.

Jika Kawan Puan khawatir dengan berat badan anak, bicarakan dengan dokter anakmu, yang mengetahui riwayat kesehatan dan pertumbuhan anak. 

Tapi jangan fokus pada berat badan dan angka dengan anak. 

"Itu bisa menimbulkan stigmatisasi bagi seorang anak, bisa menjadi bumerang, dan menciptakan perselisihan keluarga," kata Muth.

Fokus pada kesehatan dan menjadi sehat sebagai gantinya. 

Apakah ada perubahan nutrisi dan aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh seluruh keluarga? 

Baca Juga: Apakah Kawan Puan Sudah Punya Berat Badan dan Tinggi Ideal? Coba Cek dengan Cara Ini

Upaya terpadu tidak hanya mendukung anak tetapi juga membantu seluruh keluarga menjadi lebih sehat.

Dalam skala yang lebih besar, Muth mengatakan lingkungan kita perlu diubah untuk mendukung pola makan yang lebih sehat dan lebih banyak aktivitas. 

"Ini adalah hari yang langka di mana anak-anak saya tidak ditawari hadiah makanan di sekolah atau camilan junk food di acara ekstrakurikuler atau program sepulang sekolah. Anak-anak kami terus-menerus terpapar pemasaran junk food dan tekanan atau isyarat untuk makan lebih banyak," katanya.

"Lingkungan tempat kita tinggal telah membuat makan dengan sehat dan aktif menjadi jauh lebih sulit. Bukan karena kita memiliki kemauan yang lebih lemah atau rasa tanggung jawab pribadi yang berkurang daripada generasi sebelumnya," terangnya. (*)