Find Us On Social Media :

Lawan Diskriminasi Gender, Ini Kisah Kapten Suarniati Jadi Nahkoda Perempuan Pertama

By Vregina Voneria Palis, Selasa, 17 Agustus 2021 | 17:30 WIB

Kapten Suarniati, Nahkoda Perempuan Pertama Asal Aceh

Parapuan.co - Selama ini dunia pelayaran belum terlalu ramah untuk perempuan, namun Kapten Suarniati mampu mendobrak stigma tersebut.

Ya, dia pun menunjukkan keberaniannya dengan menjadi Nahkoda perempuan pertama di Indonesia.

Lalu, siapa sosok Kapten Suarniati ini?

Kepada PARAPUAN, beberapa hari lalu Kapten Suarniati menceritakan perjalanan kariernya, Kawan Puan.

Baca Juga: Perjalanan Fatmawati Soekarno dalam Kemerdekaan Republik Indonesia

Bukan perjalanan yang mulus dan mudah tentu saja.

Saat mengawali pendidikannya, Kapten Suarniati menceritakan bahwa orang tua sempat tidak mendukung keputusannya untuk bekerja di laut.

Ketidaksetujuan pihak keluarga ini tentu saja dilatarbelakangi oleh rasa kasih sayang kepada Kapten Suarniati. 

Dunia pelayaran yang masih didominasi oleh laki-laki tentu membuat orang tua Kapten Suarniati khawatir, belum lagi waktu lama yang harus dihabiskan Kapten Suarniati di lautan.

"Pola pikirnya beliau bahwa kalau saya belayar saya enggak akan pulang-pulang. Kebetulan saat itu ada om, om jauh gitu, beliau pelaut juga.

"Nah, beliau pulang, kebetulan ke rumah. Nah, beliau inilah yang membuka pemahaman orang tua saya dari sudut pandang orang tua, bagaimana sih dunia pelayaran itu," cerita Kapten Suarniati. 

Baca Juga: Sempat Gagal Jadi Paskibraka 2016, Gloria Hamel Kini Punya Prestasi

Perjuangan Kapten Suarniati tentu saja tidak berhenti begitu saja setelah mendapatkan restu dan izin dari orang tua serta keluarga.

Pada awal kariernya, Kapten Suarniati menceritakan kesulitannya dalam mendapatkan pekerjaan karena diskriminasi gender.

Menurut kisahnya, masih ada diskriminasi gender di dunia pelayaran Indonesia, Kawan Puan.

Banyak perusahaan pelayaran yang masih menutup rapat pintu untuk pelaut perempuan.

"Pada saat saya mencari tempat untuk Prala (Praktek Laut), itu saya melewati masa satu tahun, saya buang-buang waktu saya satu tahun. Padahal saya sudah lulus duluan, sudah berjuang, pengen cepat lulus, tiba-tiba saya stuck," kata Kapten Suarniati.