Find Us On Social Media :

Catat! Ini 3 Tips Membangun Bisnis dari 3 Perempuan Pelaku UMKM

By Aghnia Hilya Nizarisda, Jumat, 27 Agustus 2021 | 21:30 WIB

Salah tiga srikandi UMKM Indonesia yakni pemilik Arilin Chondro, Lydia Angeline, dan Anisa Azizah (Ki-ka).

Parapuan.co - Salah satu saran terbaik dan terpercaya untuk mendapatkan tips membangun bisnis UMKM dan strategi bisnis yang tepat ialah dari para pelakunya.

Tiga perempuan pelaku UMKM di Indonesia ini pun membagikan tips untuk UMKM lainnya dalam bertahan dan beradaptasi di tengah pandemi.

Dari banyaknya perempuan pelaku UMKM yang ada, ketiga srikandi UMKM Indonesia ini, Arlin Chondro, Lydia Angeline, dan Anisa Azizah, membagikan strategi bisnisnya.

Ketiga perempuan ini punya usaha yang berbeda industri dan juga strategi bisnis UMKM tersendiri. Namun, ketiganya sama-sama berani membuat gebrakan.

Arlin Chondro punya bisnis produk kesehatan dan skincare berbahan alami, Peek. Me Naturals.

Lidya Angelina Rinaldi punya bisnis food & beverages berbahan baku vanilla, La Dame in Vanilla dan Anisa Azizah merintis bisnis inovasi beton berpori bernama Tech Prom Lab.

Baca Juga: Mengapa Kita Perlu Memperhatikan Branding Usaha? Ini Jawaban Pakar

Tiga perempuan pelaku UMKM ini terus mengembangkan usahanya dengan menerapkan sederet tips membangun bisnis UMKM untuk raih cuan di tengah pandemi.

Tak hanya itu, ketiganya pun juga memenangi Diplomat Success Challenge (DSC) XI, kompetisi dan ekosistem dari Wismilak Foundation.

Dengan kemenangan itu, tiga perempuan pelaku UMKM ini berhak mendapatkan hibah modal usaha sebesar Rp300 juta untuk masing-masing pemenang.

Mengutip rilis yang PARAPUAN terima, ketiganya membagikan masing-masing tips membangun bisnis UMKM dan tips raih cuan di tengah pandemi berdasarkan pengalaman mereka.

Yuk, simak!

1. Alvin Chondro: Inovasi Produk yang Relevan

Mulanya Arlin merintis bisnisnya berangkat dari niatnya sebagai ibu yang mencari alternatif lebih alami untuk anaknya yang mengalami asma dan alergi.

Singkat cerita, lahirlah Peek. Me Natural sebagai bentuk terapi alternatif dalam bentuk aromaterapi dengan memanfaatkan khasiat essential oils.

Namun saat pandemi menerjang, performa bisnisnya sempat turun. Hal ini tidak membuat Arlin berhenti dan dirinya pun cepat beradaptasi dengan buat gebrakan pengembangan produk baru.

Melalui Peek. Me Naturals, Arlin meluncurkan produk baru yaitu terapi anosmia yaitu produk aromaterapi yang membantu mengembalikan indera penciuman yang hilang.

Produk berupa satu set in healer ini diciptakan untuk menstimulasi saraf olfaktori supaya dapat membantu indera berfungsi kembali.

"Inovasi di tengah PPKM ini mendapat respon positif dan telah membantu banyak konsumen di tengah situasi pandemi," ungkap Arlin dengan bangga.

Baca Juga: Wah! Rewards dalam Bisnis Online Bisa Membuat Pelanggan Loyal

2. Lydia Angelina Rinaldi: Fokus Bidik Pasar yang Potensial

Lydia, founder La Dame In Vanilla, melakukan manuver perubahan strategi yaitu fokus pada pasar spesifik yang punya potensi besar di tengah situasi pandemi.

Setelah melalui riset perilaku konsumen di tengah pandemi, Lydia melahirkan produk baru bernama Vanilla Pound Cake Mix.

Produk vanila yang diklaim sehat dan bebas gluten ini dirancang untuk membantu masyarakat urban yang akhir-akhir ini gemar baking saat menghabiskan waktu di rumah saja.

"Dengan cara penggunaan yang mudah, produk ini membantu masyarakat menyalurkan hobi baking. Tidak saja di Indonesia, produk ini meraih respon positif dari luar negeri.” ujar Lydia.

Langkah jitu Lydia ini pun menegaskan pentingnya pelaku bisnis untuk tidak takut bikin gebrakan dengan fokus pada inovasi produk yang lebih relevan sesuai kebutuhan masyarakat.

3. Anisa Azizah, Ubah Strategi Penjualan ke Online

Apabila bisnis konstruksi banyak didominasi pria, Anisa Azizah tak ragu bermain di sektor ini. 

Setelah fokus pengembangan hasil riset di lab, bersama timnya Anisa yang fokus pada inovasi material bangunan berhasil merilis produk beton berpori untuk dikomersilkan.

Namun di tahun kedua bisnis berjalan, pandemi memaksa kami untuk memutar otak dalam memasarkan beton berpori pada masyarakat umum.

Anisa pun mengubah channel pemasaran dari sebagian besar melalui offline ke online. Katanya, "Memang awalnya sulit. Tidak familiar menjual bahan baku bangunan melalui online."

"Namun dengan riset target market, menganalisa perilaku mereka, mencari sumber informasi, akhirnya kami bisa tahu platform digital apa yang cocok menjual bahan bangunan," ujar Anisa.

Baca Juga: Hari UMKM Nasional: Ini Rekomendasi Bisnis untuk Ibu Rumah Tangga

Anisa pun mengatakan, "Bahkan terbukti penjualan terdongkrak naik melalui lead dari digital."

Dengan gebrakannya tersebut, Anisa membuat bisnisnya menjadi pionir yang membuktikan bahwa industri konstruksi pun bisa juga memasarkan produk lewat kanal digital.

Nah, itu tadi sederet tips membangun bisnis UMKM dari mereka perempuan pelaku UMKM yang sudah membuktikan kesuksesan strateginya. Semoga kamu juga berhasil melakukannya, ya! (*)