Find Us On Social Media :

Ini Dia 5 Cara Seru Melestarikan Kopi Agar Tidak Punah dan Lenyap

By Maharani Kusuma Daruwati, Sabtu, 2 Oktober 2021 | 18:15 WIB

Cara seru melestarikan kopi agar tak punah.

Parapuan.co - Hari Kopi Internasional diperingati setiap 1 Oktober.

Kopi kini menjadi komoditi yang banyak digandrungi masyarakat.

Coffee shop atau kafe yang menyajikan kopi pun kian menjamur di Indonesia.

Namun, hal ini ternyata tak dibarengi dengan pertumbuhan produksi kopi Indonesia.

Barista sekaligus pemilik kedai kopi, Viki Rahardja menilai, dengan pertumbuhan kedai kopi yang begitu menjamur, suplai dan permintaan jadi tidak seimbang.

Produksi kopi di Indonesia tidak sebanding dengan pertumbuhan coffee shop yang begitu cepat.

Beberapa tahun lalu terdengar kabar bahwa kopi akan punah akibat perubahan iklim.

Tentu berita ini mengejutkan para penggemar kopi sejati.

Soalnya, budaya ngopi sudah sejak lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Namun, apakah benar bahwa kopi akan punah? 

Baca Juga: Catat! Ini 4 Cara Minum Kopi agar Menjadi Minuman yang Lebih Sehat

Renata Puji Sumedi Hanggarawati, Agroecosystem Program Manager dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), menjelaskan, perubahan iklim tentu akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan.

Salah satunya pada ekosistem dan bentang alam, dan pada makhluk hidup.

Tanaman kopi juga tentu ikut terdampak perubahan iklim.

Musim makin sulit diprediksi, musim panen berubah, hama penyakit meningkat.

Degradasi lahan dan  kondisi ekosistem yang tidak mendukung akan berdampak pada penurunan produksi kopi.

Tapi, Puji meyakini, kopi tidak akan punah, selama kita dapat turut mengurangi dampak perubahan iklim, baik dalam hal adaptasi maupun mitigasi.

Namun, sebenarnya banyak faktor yang bisa menyebabkan menurunnya produksi kopi, misalnya sisi produktivitis, aspek lahan, serta aspek konsumsi.

“Memang ada estimasi bahwa sejumlah wilayah di kawasan Nusa Tenggara Timur, termasuk Flores, misalnya, akan jadi lebih kering. Hal ini tidak saja berdampak pada tanaman kopi, melainkan juga pada flora dan fauna yang hidup di daerah tersebut. Keanekaragaman hayati memang berpotensi terancam oleh perubahan iklim, kalau kita tidak mampu melakukan intervensi dalam bentuk adaptasi dan mitigasi dengan baik,” kata Puji, seperti dikutip dari rilis yang diterima PARAPUAN, Jumat (1/10/2021). 

Berikut ini lima cara berikut bisa sama-sama kita lakukan: