Find Us On Social Media :

Terapi Seluler, Pilihan Pengobatan Pasien Leukemia Selain Kemoterapi

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 8 November 2021 | 18:55 WIB

Terapi seluler untuk pasien leukemia dewasa

Pada dasarnya leukemia dapat terjadi pada usia berapa saja, namun angka kejadiannya terus meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, sebagai Pusat Kanker Nasional di Indonesia, pasien leukemia dewasa jumlahnya terus meningkat setiap tahun.

Sementara angka harapan hidup pasien-pasien ini masih belum terlalu tinggi, meskipun telah menerima terapi yang tersedia saat ini.

Ditambah lagi, sering kali pasien datang terlambat yang akan semakin menurunkan peluang kesembuhan.

Selain kemoterapi, ada satu pilihan terapi lain yang juga dapat membantu pasien-pasien leukemia, yaitu terapi seluler.

Baca Juga: Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara, Hindari 4 Makanan Ini

Namun, terapi ini belum terlalu populer di Indonesia karena belum banyak rumah sakit yang dapat melakukannya.

“Terapi seluler biasanya dilakukan setelah kemoterapi, untuk menggantikan sel-sel yang rusak akibat kemoterapi dan juga memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel-sel kanker yang masih tersisa,” ujar dr. Resti.

Selain transplantasi sel punca, Rumah Sakit Kanker Dharmais juga menghadirkan pilihan terapi seluler lain, yaitu donor lymphocyte infusion (DLI).

Terapi ini berupa pemberian infus berisi limfosit, salah satu jenis sel darah putih, yang berasal dari donor kepada pasien leukemia.

Limfosit ini nantinya akan mengenali sel-sel kanker dan dapat menghancurkan sel-sel ganas tersebut.

Terapi ini adalah terapi penyelamatan yang dilakukan jika pasien kembali mengalami kekambuhan pasca menerima transplantasi.

Terapi ini dapat menjadi pilihan di saat tidak ada lagi pilihan terapi yang dapat dilakukan.

“Rumah Sakit Kanker Dharmais sudah memiliki fasilitas yang mampu memproses darah perifer untuk kemudian mendapatkan sel punca atau sel darah putih yang akan digunakan dalam terapi leukemia,” jelas dr. Yanto Ciputra, M.Biomed mewakili Unit Transfusi Darah RS Kanker Dharmais.