Find Us On Social Media :

Pasangan Muda Wajib Catat 4 Ciri Keuangan Keluarga Bermasalah

By Ratu Monita, Senin, 17 Januari 2022 | 16:58 WIB

Perempuan menikah mengenal tanda keuangan keluarga bermasalah.

Parapuan.co - Tak sedikit pasangan menikah yang harus berakhir dengan perceraian karena masalah keuangan.

Sebelum menikah, masalah keuangan adalah hal penting yang harus dibahas dengan pasangan baik itu darimana sumber pendapatan maupun cara mengelola.

Sebab jika tak diatur sejak awal, maka kamu dan pasangan bisa menghadapi banyak masalah seperti cicilan yang menumpuk hingga hutang.

Terlebih, di masa pandemi Covid-19 ini berdampak pada perekonomian rumah tangga.

Melansir dari laman Kontan, terdapat ciri-ciri keuangan keluarga bermasalah yang perlu diwaspadai. 

Hal tersebut perlu dipahami untuk mencegah terjadinya masalah keuangan seperti utang, serta untuk mendukung kesehatan fisik dan mental.

Pasalnya, pasangan dikatakan memiliki keuangan keluarga yang sehat jika memiliki cukup uang.

Di antaranya untuk membiayai pengeluaran penting, serta memiliki tabungan untuk mengatasi hal tak terduga di masa depan. 

Berikut ini ciri atau tanda keuangan keluarga setelah wanita menikah sedang dalam masalah, dirangkum dari Instagram BKKBN.

Baca Juga: 5 Cara Wanita Karir Atur Gaji agar Keuangan Aman hingga Akhir Bulan

1. Mengandalkan hutang untuk memenuhi kebutuhan

Memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah menjadi kewajiban, namun jika hal tersebut dilakukan dengan mengandalkan utang, maka hal tersebut menunjukkan keuangan yang memburuk.

Jika setelah wanita menikah mulai merasa kesulitan membeli dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga, mencari sumber pendapatan baru bisa menjadi salah satu solusi terbaik.

Dengan begitu, maka pasangan akan mendapat pendapatan tambahan dan tidak perlu berhutang suntuk memenuhi kebutuhan keluarga.

2. Tagihan cicilan utang melebihi batas

Setelah perempuan menikah, sebagian dari mereka memilih melakukan suatu transaksi dengan cara cicilan dan hal ini dapat dikatakan sebagai hal yang wajar. 

Namun, tagihan cicilan ini dikatakan tidak wajar, jika besarnya melebihi 30 persen pendapatan rutin.

Pasalnya, tagihan yang melebihi 30 persen pendapatan rutin mengindikasikan keuangan seseorang dalam masalah.

Oleh karena itu, disarankan untuk segera berdiskusi dengan pasangan untuk mulai memperbaiki dan mencicil utang agar tidak melebihi 30 persen pendapatan rutin.

Baca Juga: Sebelum Salah Langkah, Ini 5 Waktu yang Tepat untuk Konsultasi ke Penasihat Keuangan

3. Besar pasak dari pada tiang

Peribahasa yang berarti pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan ini seolah menjadi pengingat bagi siapa pun perihal pengelolaan keuangan. 

Untuk itu, coba cek kembali apakah pengeluaran sudah melebihi pemasukan atau gaji yang didapat.

Jika iya, maka mulailah untuk mengurangi hal-hal yang tidak terlalu penting.

4. Aplikasi kredit ditolak

Terdapat sebagian pasangan yang melakukan pengajuan pinjaman ke bank untuk berbagai alasan, mulai dari untuk membuka usaha hingga keperluan lainnya. 

Sebelum disetujui oleh pihak bank, tentu saja bank akan melihat terlebih dahulu terkait kondisi keuangan keluarg untuk mempertimbangkan seberapa layak seseorang mendapatkan pinjaman. 

Jika pengajuan ditolak, maka hal tersebut bisa menjadi suatu pertanda adanya masalah pada kondisi keuangan keluarga.

Baca Juga: 7 Tips Memulai Bisnis Bareng Pacar Menurut Perencana Keuangan