Find Us On Social Media :

Banyak yang Ikut Peruntungan di NFT, Kenali Dulu Ini 5 Risikonya

By Ardela Nabila, Minggu, 23 Januari 2022 | 18:00 WIB

Risiko NFT.

Parapuan.coNon-fungible token (NFT) tengah ramai diperbincangkan di media sosial.

Tak cuma di kalangan para pebisnis dan investor, NFT kini kian banyak mencuri perhatian masyrakat awam.

Hal usai seorang laki-laki, Ghozali Everyday, berhasil meraup miliaran rupiah dari menjual NFT di marketplace OpenSea.

Kisahnya yang berhasil menghasilkan cuan dari foto selfie itu pun membuat banyak orang tergiur dan mengikuti jejak NFT.

Banyak orang yang mencoba terjun ke berbagai marketplace NFT untuk menjual aset digital mereka dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan, seperti Ghozali Everyday.

Sayangnya, yang kerap dilupakan oleh banyak orang, di balik maraknya tren NFT ini, terdapat sejumlah risiko yang harus diwaspadai.

Melansir Make Use Of dan 101 Blockchains, berikut ini beberapa risiko NFT yang perlu kamu ketahui sebelum membeli atau menjual NFT di marketplace.

1. Risiko penipuan dan keamanan siber

Pertumbuhan digital dan popularitas NFT telah menyebabkan munculnya risiko penipuan dan terkait keamanan siber.

Baca Juga: Bukan Asal Foto, Ternyata Ini 3 Syarat agar NFT Terjual Seperti Ghozali Everyday

Terdapat kemungkinan seorang penjual yang menjual sebuah aset digital NFT palsu atau replika yang dapat merugikan pembeli.

Dalam hal keamanan siber, penjual bisa saja menjual NFT yang sebenarnya tidak ada atau palsu.

Adapun kemungkinan lainnya terkait keamanan siber di mana penjual meniru identitas orang lain untuk menjual sebuah NFT.

Risiko non-fungible token (NFT) lainnya terkait hal ini adalah pencurian hak cipta, replikasi NFT populer atau palsu, dan giveaway NFT.

2. Risiko hukum dan regulasi

NFT tidak memiliki definisi khusus dan dapat menggambarkan berbagai macam aset yang bergantung pada sifat-sifat tertentu.

Di Indonesia, aktivitas pasar yang berkaitan dengan NFT sendiri belum memiliki payung hukum yang mengatur tentang NFT dan belum diregulasi oleh pemerintah.

Oleh sebab itu, NFT berisiko disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab atau dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan tindak ilegal.

3. Risiko fluktuasi

Baca Juga: Raup Cuan seperti Ghozali, Begini 4 Langkah Membuat NFT di Investasi Digital

Risiko dan tantangan terbesar lainnya dari non-fungible token (NFT) ini adalah ketidakpastiannya dalam menentukan nilai atau harga dari sebuah NFT.

Seperti diketahui, nilai NFT yang dijual sangat bergantung pada kelangkaan dan persepsi penjual dan pembeli NFT tersebut.

Sehingga, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang dapat menentukan pembelian sebuah aset digital.

Pada dasarnya, harga NFT memang tergantung bagaimana penjual dan pembeli menentukan sendiri harganya, jadi bisa menyebabkan fluktuasi.

4. Masalah hak kekayaan intelektual

Mengacu pada permasalahan terkait hak kekayaan intelektual, pembeli harus mempertimbangkan kembali hak kepemilikan atas sebuah NFT.

Jika Kawan Puan berencana untuk membeli NFT, penting bagi kamu untuk mencari tahu dengan rinci apakah penjual benar-benar memiliki NFT.

Pasalnya, bisa saja penjual tersebut hanya menjual karya replikasi atau bahkan karya orang lain.

Baca Juga: Mengenal NFT, Wadah Seniman dan Kolektor Bertemu Secara Digital

Selain itu, yang perlu diketahui, saat membeli NFT, kamu hanya mendapatkan hak kepemilikannya, bukan hak kekayaan intelektual.

Artinya, pembeli hanya memiliki hal bahwa mereka merupakan pemilik tunggal NFT tersebut dan berhak menampilkannya.

5. NFT berdampak buruk bagi lingkungan

Tak hanya dapat merugikan pembeli, NFT juga bisa berdampak buruk serta merugikan lingkungan sekitar kita.

Perlu Kawan Puan ketahui, komputer yang menghasilkan data blockchain ini terus berjalan pada kapasitas yang sangat tinggi, sehingga dapat kamu bayangkan berapa banyak energi yang dibutuhkan dalam keberlangsungannya.

Antara Januari 2016 sampai Juni 2018, kripto diperkirakan telah menyumbang sekitar 3 juta sampai 15 juta ton emisi karbon dioksida untuk lingkungan.

Itulah beberapa risiko di balik NFT yang ternyata tidak hanya bisa merugikan pembeli, namun juga lingkungan sekitar.

Bagaimana menurutmu, Kawan Puan? Apakah kamu tetap tertarik dengan aset digital non-fungible token ini?

(*)