Parapuan.co - Banyak cerita pasangan suami istri yang sudah setahun berhubungan intim secara teratur tanpa menggunakan kondom tapi belum punya momongan juga.
Kondisi tersebut disebut infertilitas atau gangguan kesuburan. Gangguan kesuburan ini bisa dialami baik perempuan maupun laki-laki.
Meski begitu, yang harus sama-sama diperhatikan ialah gaya hidup masing-masing. Rupanya, gaya hidup dapat memicu penyakit yang menyebabkan infertilitas.
Baca Juga: Badan Tetap Fit dan Persalinan Lancar, Yuk Lakukan Jenis Olahraga Ini untuk Ibu Hamil
Gaya hidup ini mulai dari asupan makanan, olahraga dan aktivitas fisik, hingga waktu istirahat. Jika ketiganya buruk, maka akan semakin memicu.
Selain itu, usia menikah pun berpengaruh. Soalnya, usia menikah menentukan kualitas sel telur si perempuan. Semakin tua usia, maka semakin menurun kualitasnya.
Lantas, apa saja saja penyebab infertilitas atau gangguan kesuburan yang mungkin dipicu gaya hidup kita? Melansir dari Tabloid Nova Edisi 1640, PARAPUAN telah merangkumnya. Simak, yuk!
Miom
Miom ialah gumpalan yang timbul di rahim. "Sel telur imatur dan tidak cukup matang. Sehingga terlalu responsif terhadap paparan hormon estrogen.
Responsif artinya harusnya tidak membelah diri, dia malah membelah," terang dr. Yuma terkait penyebab terjadinya Miom.
Penyakit ini kemungkinan besar karena faktor genetik yang distimulasi oleh gaya hidup. Misal, terlalu banyak makan kolestrol dan kacang kedelai yang bisa meningkatkan hormon estrogen.
Jika menstruasi Kawan Puan terasa sakit hingga mengganggu aktivitas, periksakanlah karena inilah gejala utama Miom.
Namun, "Miom memang bikin susah hamil, tapi bukan berarti tidak bisa sama sekali. Tergantung jenis miomnya.
Baca Juga: Ini 5 Cara Usir Rasa Lelah Jelang Persalinan, Ibu Hamil Wajib Tahu!
Biasanya yang kita tuduh jika mengganggu dan menekan rongga dalam rahim," ujar dr. Yuma. Kondisi inilah yang membuat kita sulit hamil.
Klamidia
Klamidia ialah infeksi pada vagina. Infeksi ini salah satunya disebabkan pola seks yang sering berganti-ganti pasangan.
Jika perempuan terkena Klamidia, maka akan terjadi perekatan hingga akhirnya menyebabkan sperma sulit menembus ke dalam rahim.
Nah, infeksi ini hanya dapat diperiksa di laboratorium.
"Kalau dia sudah menyebabkan pembengkakan pada tuba, baru kelihatan di USG,” ujar dr. Yuma. Penyakit ini sebagian besar tidak menunjukkan gejala.
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
Sindrom ovarium polikistis (PCOS) terjadi ketika perempuan punya kelainan hormonal, di mana hormon androgennya berlebih.
Gejala PCOS yang paling utama ialah si penderita tidak menstruasi dalam waktu yang lama, bisa sampai satu hingga empat bulan.
"Pada pemeriksaan USG, telurnya tampak seperti roda pedati, kecil-kecil, ukurannya sama semua, dan tak matang," ujar dr. Yuma Sukadarma, Sp.OG., Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan.
Meski PCOS bisa disebabkan faktor genetik, penyakit ini paling sering timbul karena pengaruh gaya hidup, terutama obesitas.
Bahkan, yang tadinya sehat, bisa punya PCOS jika kegemukan, banyak mengonsumsi makanan berkabohidrat dan kolestrol tinggi. Apalagi ditambah dengan malas berolahraga.
Baca Juga: Sering Dialami Ibu Hamil, Ternyata Begini Cara Sederhana Cegah Flek Hitam di Kulit
Walaupun PCOS memicu infertil, menurut dr. Yuma, bukan berarti orang PCOS pasti enggak punya anak. Karena banyak juga pengidap PCOS yang bisa hamil.
Namun yang pasti, "PCOS tak bisa disembuhkan 100 persen. Bahkan, sekalipun udah pernah hamil, PCOS akan balik lagi," terang dr. Yuma.
Endometriosis
Salah satu penyebab infertilitas ini akibat jaringan endometrium yang seharusnya di dalam rahim dan luruh sebagai darah menstruasi, tapi tak bisa keluar dan mengendap di tuba falopi.
Endapan inilah yang menyumbat saluran tempat lewatnya sel telur. Nah, mirip dengan miom, gejala endometriosis ialah sakit saat menstruasi diiringi darah yang berlebih.
Endometriosis biasanya terjadi karena faktor genetik. Namun, endometriosis masih memungkinkan untuk hamil.
"Tergantung letak dan jenisnya. Ada yang kecil tapi nyerinya luar biasa dan ada yang terlihat besar tapi enggak sakit dan bisa lahiran normal," ujar dr. Yuma.
Jika Kawan Puan tidak memerhatikan gaya hidup diri sendiri, maka tak menutup kemungkinan sederet penyakit di atas akan menghampirimu.
Namun, selain diri sendiri, Kawan Puan perlu juga melihat gaya hidup pasangan. Soalnya, gangguan kesuburan pun bisa dialami laki-laki! (*)
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR