Parapuan.co - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun terakhir membuat interaksi sosial dilakukan secara virtual.
Ponsel pintar atau smartphone kini sudah jadi kebutuhan primer, untuk berbagai aktivitas mulai dari belajar, bekerja, mencari teman baru, hingga pasangan hidup.
Semuanya mudah, apa saja bisa dilakukan melalui ponsel, bahkan kencan online juga ada medianya tersendiri.
Aplikasi kencan online kini sudah dinormalisasi sebagai media untuk menjalin hubungan antar-manusia.
Aplikasi kencan yang paling populer adalah Tinder, di mana mereka melaporkan 57 juta pengguna di seluruh dunia.
Baca Juga: 'Jalanin Aja Dulu', Jadi Salah Satu Tren Kencan di Masa Depan, Ini Alasannya
Mengutip dari Verywellmind, sebagian besar data online penggunanya berusia 18 hingga 34 tahun.
Baru-baru ini, ada laporan yang menyebut terdapat peningkatan hingga 60% pada mereka yang ingin memulai hubungan percintaan virtual, yang berusia 45 hingga 55 tahun.
Alasan menggunakan dan tidak menggunakan aplikasi kencan online
1. Pengguna Aplikasi Kencan
Sebanyak 49% dari total pengguna aplikasi kencan online digunakan untuk mencari pasangan hidup, sementara 47% penggunanya mengaku mencari seks kasual.
Dalam sebuah penelitian, mereka menggunakan aplikasi kencan online untuk mendapatkan validasi harga diri mereka.
Sebanyak 40% data online melaporkan bahwa berada di situs kencan berdampak positif bagi harga diri mereka.
Baca Juga: Bukan Cuma Masa Pacaran Saja, Ini Manfaat Kencan Setelah Menikah
2. Bukan Pengguna Aplikasi Kencan
Mereka yang memilih tidak menggunakan aplikasi kencan, menyatakan bahwa lebih menyukai bertemu orang secara langsung.
Potensi Kekurangan Kencan Online
Terdapat 49% pengguna yang mengalami gangguan suasana hati, justru semakin memperburuk gejala depresi mereka saat memakai aplikasi ini.
Sementara 20% pengguna menyatakan bahwa kencan online bermanfaat untuk suasana hati mereka.
Gangguan Psikologis
Orang yang menggunakan aplikasi kencan online cenderung lebih cemas dan tertekan.
Faktanya, pengguna aplikasi kencan online menghadapi tiga kali lipat jumlah stres dibandingkan dengan bukan pengguna.
Bagi pengguna yang mencari pengakuan harga diri, lebih rentan dan sensitif terhadap penolakan atau secara positif dipengaruhi oleh perhatian.
Studi menunjukkan bahwa ketika orang mengejar pengakuan dari orang lain, baik kencan online atau media sosial itu berkorelasi dengan tekanan emosional.
Baca Juga: Demi Hubungan Harmonis, Kamu Bisa Lakukan Ini Agar Tak Jadi Pacar Posesif
Citra Tubuh yang Buruk
Kencan online dikaitkan dengan citra tubuh yang buruk atau penggunaan metode penurunan berat badan yang tidak sehat (penggunaan pencahar atau steroid anabolik).
Dalam suatu survei, pengguna kencan online menempatkan dirinya pada posisi yang terus menilai diri mereka sendiri melalui mata, yang berpotensi kritis tentang fisik yang dilihatnya.
Penggunaan aplikasi kencan ini lebih tinggi di antara mereka yang memiliki kecemasan sosial dan gangguan spektrum autisme (ASD).
Jika kamu memiliki kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya, kamu bisa mendiskusikan pengalaman kencanmu dengan psikiater atau psikolog, mengingat potensi risiko memperburuk gejala dan menyebabkan tekanan emosional.
Selalu utamakan keamanan saat kamu berkencan secara online maupun langsung, ya.
(*)
Source | : | Very Well Mind |
Penulis | : | Ericha Fernanda |
Editor | : | Dinia Adrianjara |
KOMENTAR