Parapuan.co - Jika dulu bisa menahan diri dari godaan belanja karena sadar sedang tidak punya uang. Kini, kamu bahkan bisa belanja meski uang sedang pas-pasan.
Pasalnya berbagai kemudahan berbelanja kini hadir dan tampak menggiurkan. Salah satunya ialah fitur pay later atau belanja dulu, bayar kemudian di berbagai aplikasi.
Sayangnya, fitur yang menggoda ini pun mememiliki berbagai risiko atau konsekuensi yang bisa jadi bumerang jika kamu terlalu mengandalkannya.
Baca Juga: Jangan Gegabah! Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Memutuskan Berutang
Betapa tidak, melansir Nova.id, seorang warganet mengungkapkan penyesalannya mengaktifkan Pay Later karena dirinya jadi terlilit cicilan.
Warganet tersebut menulis agar lebih baik tak mengaktifkan pay later. Dirinya juga melampirkan cicilan yang menghantuinya dari Oktober 2020 hingga Mei 2021.
Namun, itu hanya satu kisah dari banyak pengalaman yang merasakan langsung ketika sudah terjebak dan kecanduan pay later.
Nah, PARAPUAN pun telah merangkum lima risiko yang bisa kamu hadapi jika terlalu mengandalkan fitur pay later dalam pembayaran. Apa saja?
Pengaturan keuangan terganggu
Mudahnya pembelian dengan fitur pay later dari berbagai aplikasi seringkali dapat mengganggu pengaturan keuangan pribadi dengan banyaknya cicilan yang datang.
Dana yang disisihkan untuk membayar tagihan pay later juga dapat terpakai untuk keperluan tak terduga sewaktu-waktu.
Ketika ada kebutuhan yang lebih mendesak, maka akan timbul risiko tidak mampu bayar yang tinggi. Alhasil cicilanmu akan terus bertambah.
Baca Juga: Terlilit Utang? Lakukan 4 Tips Ini untuk Melunasinya agar Tak Menumpuk
Ada biaya yang tidak disadari
Ada biaya yang langsung aktif saat kita menggunakan pay later, seperti biaya subscription, biaya cicilan dan biaya lainnya yang dapat berbeda dari tiap aplikasi.
Biaya-biaya tersebut seringkali memberatkan kita saat tagihan tiba. Penunggakan bisa ganggu skor kredit yang mencatat lancar atau tidaknya kamu membayar tagihan.
Jika kita menunggak bayar pay later, maka tagihan itu akan membuat catatat reputasi kredit kita menjadi buruk.
Hal tersebut bisa berisiko ditolaknya pengajuan kredit lain yang sifatnya lebih penting, misalnya seperti kredit properti atau kendaraan.
Perilaku konsumtif berlebihan
Penggunaan pay later bisa memberikan dorongan belanja impulsif secara tidak sadar. Kamu mungkin lebih mudah tergiur diskon yang tak datang lagi esok.
Jika seperti itu, seringkali kita membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Peretasan identitas
Lalu, hal yang kerap tak disadari adanya risiko peretasan karena transaksi digital. Sekalipun setiap aplikasi tentu sudah menyiapkan keamanan yang tinggi, ya.
Baca Juga: Jadikan Uang Kripto Sebagai Aset Investasi? Ini Saran Pakar Untukmu
Namun, risiko tersebut masih ada, di mana para kriminal meretas database di akun transaksi kita dan menggunakannya untuk hal yang tak bertanggung jawab. (*)
Source | : | Nova.id |
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR