Parapuan.co - Setiap orang punya impian tersendiri dalam bekerja, misal gaji sekian, lingkungan yang nyaman, fasilitas yang mencukupi, hingga jabatan sesuai keinginan.
Jika salah satu atau beberapa hal utama tidak bisa didapatkan, keinginan untuk resign dari kantor pun tampak tidak terelakkan. Apalagi, jika cara perusahaanmu tak sesuai denganmu.
Namun, jika kamu akhirnya memutuskan untuk resign dari kantor dan ingin menjadi seorang freelancer saja, persiapkanlah beberapa hal ini lebih dulu.
Baca Juga: Menjanjikan Honor Tinggi, Ini 10 Pekerjaan Freelance Paling Dicari!
Pasalnya, meski keinginan untuk resign dari kantor bisa jadi makin kuat jika kita bekerja di perusahaan yang sulit memberikan kelonggaran di masa pandemi seperti saat ini.
Pasalnya, jika kamu bekerja dari rumah, kita tahu bahwa urusan di rumah tak hanya soal bekerja.
Namun, apapun pekerjaan kita, baik sendiri atau di bawah sebuah perusahaan, semuanya menuntut sikap profesional dalam bekerja.
Maka itu, melansir Nova.id, PARAPUAN telah merangkum apa saja yang kamu perlu persiapkan untuk menjadi freelancer setelah resign dari kantor. Yuk, simak!
1. Motivasi Kuat
Bekerja dari rumah dan menjadi seorang freelancer artinya membutuhkan kemandirian dan inisiatif pribadi sebagai hal yang utama.
Sebab tak ada yang mengawasi atau mendiktemu untuk melakukan pekerjaan tertentu. Bagi mereka yang terbiasa bekerja berdasarkan permintaan, hal ini bisa menyulitkan.
Kawan Puan harus memiliki motivasi yang kuat dari diri sendiri untuk menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dan mengalahkan rasa malas untuk menunda-nunda.
Selain itu, kamu pun harus mempersiapkan diri untuk terbiasa membuat prioritas sendiri dan menghadapi berbagai godaan dalam bekerja.
Baca Juga: Jangan Keliru! Kenali Bedanya Magang, Freelance dan Pekerja Kontrak
Termasuk mencari solusi atas permasalahan yang mungkin kita temui dalam bekerja.
2. Ruang Kerja Khusus
Sebisa mungkin, persiapkan ruang khusus untuk bekerja. Bisa sebuah kamar, atau sebuah sudut ruangan yang disepakati sebagai ‘ruang bekerja’.
Sehingga keluarga termasuk anakmu akan belajar memahami.
Bahwa meskipun ibunya sedang di rumah, ketika ia berada di ruangan tersebut, maka kamu sedang bekerja dan sebisa mungkin tidak mengganggu.
Baca Juga: Ini Masa Kerja Ideal yang Kamu Butuhkan sebelum Putuskan Resign
3. Manajemen Waktu
Kesalahan umum yang biasa dilakukan oleh freelancer adalah merasa waktu tidak terbatas. Padahal, banyak ‘pencuri waktu’ yang datang tanpa disadari.
Misal terlalu lama berkutat di depan televisi, keasyikan bersosial media atau bersosialisasi dengan tetangga, atau bermain-main dengan anak tercinta.
Meski bekerja di rumah dan tidak dinaungi sebuah perusahaan tertentu, Kawan Puan tetap harus tegas dalam membagi waktu.
Salah satu cara dengan membiasakan bekerja pada waktu yang sama setiap harinya. Kita harus bisa memilah kapan waktu untuk bekerja, untuk rehat, dan untuk bersama dengan anak.
Penggunaan waktu yang tidak efisien acap menjadi penyebab kita kerap merasa lelah.
Bahkan tidak jarang karena persiapan yang tidak baik dalam manajemen waktu, kita merasa lebih lelah bekerja sebagai freelancer ketimbang sebelum resign dari kantor.
4. Dukungan Keluarga
Hal yang paling penting ialah sebelum memutuskan resign dari kantor dan menjadi freelancer, pastikan lingkungan rumah (pasangan, anak, atau keluarga) mendukung keputusan kita.
Artinya, meski secara teori Kawan Puan akan full-time di rumah, tidak lagi perlu ke kantor, bukan berarti waktu kita tersita sepenuhnya untuk tugas domestik.
Pembagian tugas dengan pasangan juga perlu dibicarakan. Kapan pasangan bekerja dan kapan kamu juga punya waktu untuk menuntaskan tugas sebagai freelancer.
Misalnya setelah kita seharian bersama anak, malam adalah waktu suami bersama anak untuk membacakan dongeng atau menemani anak belajar. (*)
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR