Mencuci baju dengan air panas
Menggunakan siklus air dingin mesin cuci adalah langkah yang ramah lingkungan, tetapi ketika anak sakit, ibu boleh mencuci menggunakan air panas.
Mengapa? Dr Charles Gerba, Ph.D., ahli mikrobiologi yang mempelajari ilmu tanah, air, dan lingkungan di University of Arizona di Tucson menjeaskan bahwa air panas membunuh lebih banyak kuman daripada air dingin.
"Studi menunjukkan bahwa orang yang mencuci pakaian dengan air panas akan lebih sedikit izin sakit, begitu juga dengan anak-anak yang menjadi tak mudah sakit," kata Harley A. Rotbart, MD, penulis buku Germ Proof Your Kids.
Saat anak sedamg sakit, cucilah sebanyak mungkin dengan air panas dan pemutih klorin untuk membunuh kuman.
Saat mencuci pakaian gelap dengan air panas, tambahkan pemutih non-klorin yang tahan luntur; jenis pemutih ini bukan pembunuh kuman, tetapi melindungi dari luntur.
Hindari menyentuh hidung dan mulut saat mencuci.
Cuci tangan setelah selesai, dan bersihkan mesin cuci di antara beban dengan menjalankan siklus panas kosong dengan pemutih.
Baca Juga: Tak Perlu ke Gym, Lakukan 5 Latihan Ini di Rumah Agar Tetap Bugar Selama Pandemi
Kurangi Pelukan
Ini mungkin kedengarannya sangat tidak realistis, tetapi cobalah untuk membuat jarak antara dirimu dan anakmu jika bisa.
Untungnya, menurut penelitian dari The Children's Hospital of Philadelphia, kamu tidak perlu mengkarantina diri sendiri, karena virus tidak dapat menyebar lebih dari tiga kaki.
Coba gunakan cara lepas tangan untuk menenangkan anak.
Coba buat isyarat tangan yang berarti "peluk", embuskan ciuman, atau cukup ucapkan "Aku mencintaimu" lebih sering.
"Jika kamu tidak bisa menahan diri untuk tidak memberinya ciuman, kamu bisa menciumnya di bagian dahi atau bagian atas kepalanya daripada mulutnya," kata Philip M. Tierno Jr., PhD, direktur mikrobiologi klinis dan imunologi di NYU Langone Medical Center.
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
KOMENTAR