Parapuan.co - Kawan Puan, sejak kecil pasti kita sudah sering diajak orang tua untuk ke klinik, posyandu, ataupun rumah sakit untuk menerima vaksinasi ya.
Vaksinasi ini berguna bagi meningkatkan imunitas tubuh supaya bisa terhindar dari berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan.
Nah, Kawan Puan sebagai seorang perempuan ini, kamu perlu tahu kalau ternyata ada lima jenis vaksin yang harus dipenuhin selama hidup kita.
Baca Juga: Tetap Sehat saat Anak Sedang Sakit, Dokter Saran Lakukan 6 Hal Ini
Apa sajakah itu? Dikutip dari Arobgyn, berikut ini vaksin yang harus diterima perempuan, simak ya.
1. Varicella
Vaksin varicella atau cacar air hendaknya diterima oleh perempuan yang sedang dalam masa usia subur dan belum hamil, serta mereka yang tidak kebal dengan cacar air.
Lalu apabila Kawan Puan belum pernah menderita varicella, atau kamu pernah menerima satu dari dua dosis vaksin ini, tanyakan kepada dokter apakah perlu divaksinasi lagi atau tidak.
Sebagai catatan, vaksin ini direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke atas.
Jika Kawan Puan sedang hamil, maka kamu sebaiknya tidak menerima vaksin ini.
Jadi alangkah baiknya tanyakan kepada dokter kandungan tentang skrining untuk kekebalan varicella dalam persiapan untuk pembuahan.
2. Campak, Gondongan, Rubella (MMR)
Setidaknya vaksinasi MMR ini harus diterima satu kali ya, Kawan Puan.
Wajib dipahami bahwa rubella dari vaksin MMR melindungi tubuh terhadap sindrom rubella kongenital.
Oleh sebab itu, perempuan di masa usia subur harus menerima skrining untuk kekebalan terhadap rubella.
Khusunya bagi perempuan yang mungkin mudah sakit, belum divaksinasi, dan tidak hamil, harus menerima vaksin MMR.
Setelah menerima vaksin MMR, Kawan Puan wajib menunggu setidaknya tiga bulan sebelum hamil.
Sebagai pengingat, hendaknya Kawan Puan jangan menerima vaksinasi MMR jika pernah mengalami reaksi terhadap Neomycin, gelatin, atau dosis vaksin MMR yang diterima sebelumnya.
Baca Juga: Ini 7 Manfaat Timun Lokal untuk Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Berat Badan
3. Human Papillomavirus (HPV)
Kawan Puan, kamu wajib tahu kalau kanker serviks itu sangat terkait dengan human papillomavirus (HPV), dan biasanya orang yang terserang virus ini merupakan mereka yang aktif secara seksual.
Tindakan preventif dalam pencegahan kanker serviks sendiri bisa dilakukan dengan menerima vaksin HPV dengan dosis yang bisa diterima sampai umur 26 tahun.
Selain dianggap aman dan efektif, ada beberapa fakta terkait HPV yakni:
- Usia 11 atau 12 tahun harus menerima vaksinasi HPV.
- Idealnya, remaja harus menerima vaksin sebelum kontak seksual pertama mereka.
- Perempuan hamil atau orang dengan penyakit sedang atau berat tidak boleh mendapatkan vaksinasi HPV.
- Adapun efek yang ditimbulkan yakni kemerahan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan. Serta efek samping lainnya adalah sakit kepala, pusing atau pingsan, mual, muntah, kelelahan, dan lemas.
4. Tetanus, Difteri, Pertusis (Tdap)
Kawan Puan, vaksin Tdap ini sama seperti vaksin HPV yang sebaiknya diberikan pada perempuan sebelum menikah.
Sesuai namannya, vaksin Tdap ini akan melindungi tubuh dari penyakit difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.
Namun, jika Kawan Pun memiliki alergi terhadap suatu vaksin, hendaknya jangan menerima suntikan Tdap ini dahulu.
Supaya lebih pasti apakah kamu boleh menerima vaksin Tdap atau tidak, konsultasikan diri ke dokter.
Baca Juga: Simak! Ini Rekomendasi Menu Sayuran Enak yang Bisa Kamu Coba
5. Influenza
Vaksin Influenza wajib diterima orang dewasa dan anak-anak atau bahkan bayi yang sudah berusia enam bulan.
Untuk perempuan sendiri, vaksin influenza bisa diterima sebelum masa kehamilan.
Orang dewasa dan anak-anak berusia 6 bulan atau lebih harus menerima vaksin Influenza setiap musim gugur atau musim dingin.
Jika demam, tunggu sampai pulih untuk mendapatkan suntikan flu yang berisiko tinggi.
Tak lupa untuk mengonsultasikan diri dengan dokter sebelum menerima vaksin influenza ya, Kawan Puan, terutama bagi kamu yang memiliki alergi.
Nah, Kawan Puan dari kelima vaksin yang wajib di atas, apakah kamu sudah menerima semuanya?
Jikalau belum, hendaknya kamu segera mendapatkan vaksin tersebut ya, jangan lupa juga konsultasi ke dokter terlebih dahulu. (*)
Source | : | Arobgyn.com |
Penulis | : | Anna Maria Anggita |
Editor | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
KOMENTAR