Parapuan.co - Kawan Puan, banyak produk atau instrumen investasi yang ada di luar sana. Mulai dari investasi reksa dana, emas, saham, mata uang kripto hingga obligasi.
Nah, dalam berinvestasi, kita disarankan untuk memilih lebih dari satu instrumen investasi tersebut atau yang sering disebut dengan diversifikasi investasi.
Namun, apa sih itu diversifikasi investasi? Apa saja tujuan diversifikasi investasi?
Nah, kalau Kawan Puan yang masih asing dengan istilah tersebut, diversifikasi investasi adalah strategi di mana kamu tidak hanya berinvestasi pada satu instrumen investasi, melainkan beberapa produk investasi.
Baca Juga: Ini 5 Cara Investasi Mata Uang yang Disarankan Perencana Keuangan
"Diversifikasi itu adalah meletakkan investasi kita tidak fokus pada satu instrumen. Jadi kita alokasikannya itu ke beberapa instrumen yang kategorinya berbeda-beda," jelas Ninet Dangirani, Certified Financial Planner, Qualified Wealth Planning dan Associate Estate Planning Practitioner.
Saat diwawancarai PARAPUAN, Sabtu (24/07/21), Ninet menjelaskan fungsi diversifikasi adalah untuk mengurangi atau meminimalisir risiko kerugian kita, Kawan Puan.
"Jangan meletakkan telur dalam satu keranjang. Kenapa? Kalau keranjangnya jatuh, maka telurnya pecah semua," ujar Ninet memberi perumpamaan.
"Namun, kalau telur itu dibagi-bagi ke dalam beberapa keranjang, lalu itu jatuh, telurnya enggak pecah semua, karena kita masih punya dua keranjang yang selamat," lanjutnya,
Dari penjelasan Ninet tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa diversifikasi investasi ini bertujuan mengurangi risiko kerugian kita dalam melakukan investasi.
"Jadi tujuannya (diversifikasi investasi) itu adalah meminimalkan risiko," tambahnya.
Namun selain mengurangi risiko, ada fungsi lain dari diversifikasi investasi ini, Kawan Puan.
Menurut penjelasan Ninet, selain meminimalisir risiko, tujuan diversifikasi investasi ialah bisa membantu kita mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
"Selain mengurangi risiko, dia juga menjadi cara supaya kita mendapatkan keuntungan investasi yang lebih maksimal," terang Ninet.
Ninet mengatakan, kalau kita bagi-bagi, maka ada kemungkinan kita dapat keuntungan yang lebih tinggi. Contohnya ialah investasi di emas dan saham.
Baca Juga: Hindari 6 Hal Ini jika Ingin Berinvestasi pada Mata Uang Kripto
"Kalau ada yang investasi di saham dan emas, kan, enggak ada korelasinya, misal harga saham sekarang lagi turun, dia dapet untung dari investasi emas yang dia lakukan," jelas Ninet.
Lebih jauh lagi, Ninet juga memberikan sebuah contoh dari keuntungan jika kita menerapkan diversifikasi investasi ini.
Katakanlah kamu memiliki uang sebesar Rp100 juta dan semua uang tersebut kamu letakkan atau investasikan untuk bunga deposito, dengan bunga 4,37 persen.
Uang tersebut bisa bertambah menjadi sekitar Rp189 juta dalam kurun waktu lima belas tahun.
Namun, jika dana Rp100 juta yang kamu miliki, kamu bagikan pada beberapa instrumen investasi lain dengan bunga yang lebih tinggi, maka kamu bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
"Kalau Rp100 juta itu kita bagi-bagi, misalnya ditaruh di saham Rp20 juta, bunganya 14 persen, dengan jangka waktu sama lima belas tahun. Maka, lima belas tahun lagi uang yang kita taruh di saham itu akan menjadi sekitar Rp142 juta," ujar Ninet.
Ninet pun menambahkan, "Saya taruh Rp20 juta lagi di obligasi, bunganya sembilan persen, lima belas tahun kemudian jadi 72 juta. Lalu, Rp40 juta taruh di deposito biar aman. Misal bunga deposito 3,74 persen, lima belas tahun kemudian akan menjadi Rp75 juta."
Nah, Kawan Puan jika dirangkum, uang Rp100 juta yang kamu miliki, dipecah ke dalam beberapa instrumen investasi, Rp20 juta di saham, Rp20 juta di obligasi, dan Rp40 juta untuk deposito.
Tercatat, kamu masih punya uang sebesar 20 juta rupiah. Kawan Puan bisa saja memakai ini untuk bisnis sendiri, misalnya warung kopi. Jika bangkrut, maka uangnya habis.
Baca Juga: Ingin Pensiun Tetap Kaya? Ini 5 Ide Bisnis yang Bisa Jadi Mesin Uangmu
Namun, "Ternyata dari empat instrumen tadi, meski bisnis kita tidak menghasilkan, yang tiga ini (investasi saham, obligasi, dan deposito) ternyata memberi keuntungan, kalau ditotal sekitar Rp291 juta," contoh Ninet.
Hal ini sangat berbeda jika kamu memiliki dana Rp100 juta dan semua kamu gunakan untuk deposito. Dalam kurun 15 tahun, kamu hanya mendapatkan Rp189 juta.
Namun, dengan membagikannya pada beberapa instrumen dengan bunga lebih tinggi, kamu bisa mendapatkan uang sebesar Rp291 juta.
Nah, Kawan Puan, itu dia fungsi lain dari diversifikasi investasi.
Selain untuk meminimalisir risiko kerugian, ternyata diversifikasi investasi juga bermanfaat untuk mengahsilkan keuntungan lebih.(*)
Penulis | : | Vregina Voneria Palis |
Editor | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
KOMENTAR