Orang tua membiarkan anak-anak belajar dari kegagalan
Berbeda dari orang tua yang kaku, orang tua tipe ini tidak akan membuat keributan jika anak mereka mendapat nilai F dalam ujian.
Mereka senantiasa mendampingi pasang surut kehidupan buah hatinya, yang secara signifikan menurunkan tingkat stres anak-anak.
Ketika anak sudah merasa buruk mendapatkan nilai F di sekolah, apakah orang tuanya perlu memperburuknya kembali dengan menuntut?
Kendati demikian, orang tuanya tetap berharap anak-anak mereka akan sukses.
Itulah sebabnya orang tua tipe ini selalu mendorong mereka untuk terus maju.
Dengan begini, memungkinkan orang tua untuk menggali lebih dalam kepribadian anak dan melihat apa yang benar-benar mereka sukai.
Misalnya, ketika anak lebih suka kesenian daripada matematika. Ya, diskursuskan seni agar bakat alaminya berkembang dan bisa maksimal.
Jika anak dipaksa suka matematika, mereka mungkin bisa saat ujian, tapi tidak benar-benar menyukainya.
Baca Juga: Menurut Psikolog Begini Cara agar Anak Mau Menerima Saudara yang Berkebutuhan Khusus
Orang tua melindungi tanpa membatasi kebebasan anak-anaknya
Alih-alih membangun sangkar emas untuk anak-anak mereka, orang tua tipe ini perlahan tapi pasti membawa mereka ke dunia nyata.
Mereka tidak meninggalkan anak-anak sepenuhnya, tetapi hanya membimbing mereka bila perlu.
Sebaliknya, orang tua yang terlalu protektif menggunakan cara menakut-nakuti sebagai cara bernalar, seperti menyuruh anak untuk tidak pergi ke taman bermain dengan temannya kecuali mereka ingin diculik.
Orang tua dengan gaya lighthouse parenting malah membantu anak-anak mereka menjelajahi dunia.
Kemudian mengatakan hal-hal seperti, “Ayo bermainlah di taman bersama-sama. Jika terjadi sesuatu, aku di sini.”
Source | : | Bright Side |
Penulis | : | Ericha Fernanda |
Editor | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
KOMENTAR