Fakta Piring Pelepah Pinang
Agar Kawan Puan lebih memahami tentang proses pembuatan dan fakta unik tentang piring pelepah pinang ini, simak penjelasannya berikut.
Solusi limbah pelepah
Untuk membuat piring, pelepah pinang yang baru jatuh sekitar satu-dua hari diambil, lalu dicuci dengan sabun pencuci piring yang aman untuk bahan makanan, dijemur selama kurang lebih 3 – 4 jam.
Setelah pelepah kering, piring dicetak dengan alat mesin molding hot press dengan suhu 120 derajat celcius. Satu menit kemudian, piring sudah siap digunakan.
Dalam proses pembuatannya, perajin tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Piringnya pun lebih kokoh daripada piring kertas, karena pelepah pinang memang tebal dan berlapis lilin.
Pengeringannya mengandalkan sinar matahari. “Piring ini juga tahan lama. Jika sudah dijemur hingga benar-benar kering, ia tidak akan berjamur sama sekali, meski disimpan di dalam lemari tertutup.”
“Jika sudah selesai digunakan, piring bisa dibuang seperti membuang daun pisang. Dia akan terurai di alam tanpa merusak lingkungan,” kata Ayu.
Baca Juga: Banyak Diminati, Ini 4 Dekorasi Gorden Minimalis yang Cocok untuk Ruang Tamu
Bisa dipakai ulang
Piring pelepah pinang tidak menggunakan prinsip sekali pakai dan konsumen bisa menggunakannya berulang hingga maksimal 8 kali.
“Namun, hal ini juga tergantung pada proses pencucian. Kalau piring direndam, kemungkinan besar serat piring akan melunak, karena air masuk ke celah-celah piring, sehingga ia tidak lagi kokoh.”
“Lebih baik dibasuh menggunakan air, tanpa direndam dahulu. Juga tidak perlu digosok terlalu keras dengan sabun,” kata Ayu, memberikan tip mencuci.
Tidak hanya bisa digunakan untuk makanan yang kering, misalnya gorengan, kekuatan piring pelepah pinang juga serupa dengan styrofoam, yaitu bisa untuk menyajikan makanan berkuah yang panas, seperti bakso.
Penulis | : | Ericha Fernanda |
Editor | : | Aulia Firafiroh |
KOMENTAR