Parapuan.co - Tak bisa dimungkiri bahwa presentasi perempuan cenderung lebih sedikit dibandingkan laki-laki.
Ini disebabkan lantaran perempuan cenderung menerima penghasilan lebih kecil dibandingkan laki-laki.
Tak hanya itu, penghasilan perempuan juga tidak digunakan untuk investasi, melainkan untuk kebutuhan lainnya.
Ini juga didukung dari sebuah data. Melansir InStyle, di Amerika laki-laki menghasilkan 20% lebih banyak ketimbang perempuan, sehingga mereka cenderung mengeluarkan lebih banyak pula untuk investasi.
Namun, seiring waktu berjalan, ketimpangan gender dalam investasi sepertinya sudah berkurang.
Baca Juga: Peserta Kartu Prakerja Ternyata Paling Minat 5 Pelatihan Ini, Setuju?
Sebelumnya, perempuan cenderung menyimpan lebih dari 70% penghasilannya dalam bentuk tunai.
Padahal, menyimpan uang secara tunai tidak membuatnya bertumbuh walau risiko kerugiannya rendah.
Kini, perempuan, khususnya dari generasi milenial mulai berdaya dan sebagian besar telah berpikir untuk menginvestasikan sebagian penghasilan mereka.
Ketika perempuan memulai investasi, mereka bisa saja mampu mengungguli laki-laki.
Pasalnya, perempuan dinilai merupakan investor yang lebih baik karena rata-rata tidak panik selama ada penurunan pasar.
Malah hal yang menghalangi perempuan dari berinvestasi bukanlah penurunan saham, melainkan kekhawatiran diri sendiri.
Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 2.000 perempuan milenial yang dirilis oleh SoFi dan Levo League, 56% partisipan mengungkap mereka memaksimalkan kenyamanan sebelum berinvestasi.
"Perempuan cenderung melakukan penelitian untuk memaksimalkan kenyamanan mereka membeli dan menjual sekuritas, sedangkan laki-laki mengambil risiko," kata Alison Norris, perencana keuangan di SoFi.
Baca Juga: 5 Tips Menjaga Citra Positif di Media Sosial agar Dilirik Perekrut, Apa Saja?
Laki-laki boleh saja terlalu percaya diri dalam hal investasi, tetapi mereka lebih berisiko merugi.
Menurut Alison, sifat kehati-hatian perempuan itu bisa memberikan keuntungan dalam berinvestasi di masa depan.
"Laki-laki mulai berinvestasi lebih awal, tanpa terhalang oleh kurangnya kepercayaan diri. Tapi terlalu percaya diri bisa menjadi sifat investasi yang merugikan," tambah Alison.
Studi juga menunjukkan bahwa perempuan lebih sadar akan risiko keuangan daripada laki-laki.
Apabila kamu ingin berinvestasi, pertama-tama tentukan tujuan keuangan yang spesifik agar dapat mennetukan strategi yang tepat.
Alison Norris menyarankan, perempuan perlu lebih agresif dalam berinvestasi apabila jangka waktunya mencapai tujuan cukup lama.
Namun, jika tujuannya dalam jangka waktu dekat, maka perlu lebih konservatif. (*)
Penulis | : | Arintha Widya |
Editor | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
KOMENTAR