Parapuan.co - Kehadiran Metaverse atau dunia virtual belakangan menarik perhatian dunia sebagai tempat berbisnis dan berinvestasi.
Namun, hal yang tak boleh kamu lupakan ialah peluang baru ini sekalipun menguntungkan juga memiliki risiko, termasuk risiko bisnis.
Pasalnya, meski bisnis di Metaverse tampak menggiurkan, kamu tetap perlu mempertimbangkan risiko bisnis yang mungkin di hadapi.
Melansir Kompas.com, istilah Metaverse merujuk pada suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual.
Sederhananya, dunia Metaverse adalah simulasi dunia manusia yang ada di internet atau virtual.
Di samping itu, melansir XR Today, jika kamu ingin menjajal dunia virtual itu, risiko bisnis di Metaverse diprediksi akan berlaku di tahun-tahun awal hingga 2035.
Lantas, kali ini PARAPUAN telah merangkum apa saja risiko bisnis di Metaverse yang mungkin kamu hadapi dan bisa dijadikan pertimbangan.
1. Keterlibatan pengguna yang tidak dapat diprediksi
Meskipun metaverse dapat mendukung aplikasi 2D dan interaksi berbasis desktop, metaverse ini terutama akan ada di Virtual Reality (VR).
Baca Juga: Cuma Modal Rp1 Juta, Ini Tips dan Cara Bisa Memulai Bisnis ala CEO
Namun, pengiriman headset VR masih relatif rendah jika dibandingkan dengan total populasi dunia dan, lebih khusus lagi, jumlah pengguna media sosial.
Pengguna yang berbeda dapat bereaksi secara berbeda terhadap VR, tergantung pada preferensi pribadi dan kondisi kesehatan mereka.
Bisnis mungkin berjuang untuk mencapai jangkauan universal.
2. Pergeseran nilai kripto
Banyak transaksi bisnis yang terjadi di metaverse akan memanfaatkan blockchain, baik melalui cryptocurrency atau non-fungible token (NFT).
Namun, nilai kripto diketahui sangat bervariasi dari hari ke hari, yang dapat menyebabkan tingkat ketidakstabilan ekonomi di metaverse.
Tidak hanya itu, kamu juga perlu tahu bahwa investasi besar melalui NFT mungkin tidak dapat diandalkan seperti perdagangan dunia nyata.
Misalnya, pembeli NFT mungkin tidak dapat mengedit karya secara legal, meskipun telah membayarnya. Ini bisa menghalangi segmen pelanggan tertentu.
Baca Juga: 7 Tips Memulai Bisnis Bareng Pacar Menurut Perencana Keuangan
3. Portabilitas ke dunia fisik
Risiko ini berlaku untuk bisnis asli metaverse.
Bisnis ini mungkin menemukan diri mereka terbatas pada sebagian kecil dari populasi global, dan infrastruktur VR mungkin sulit untuk diterjemahkan ke dalam format digital lain.
Untuk mengambil skenario sederhana, kita bisa melihat sesuatu seperti gelembung dot-com tahun 1990-an jika perusahaan asli metaverse berjuang untuk bertahan dalam jangka panjang.
4. Desentralisasi karena itu dideregulasi
Sebagian besar komentator, analis, dan pengembang mengakui bahwa metaverse sejati harus didesentralisasi.
Itu tidak akan dimiliki oleh siapa pun dan akan ada transparansi dan demokratisasi yang lengkap. Namun, hal ini juga berarti bahwa metaverse akan sulit diatur.
Bahkan jika badan pengatur mengeluarkan kebijakan yang cukup kuat, mereka akan sulit ditegakkan tanpa mencoba melewati arsitektur desentralisasinya.
Tanpa regulasi, bisnis, terutama UKM, akan berisiko lebih besar.
Baca Juga: Pelaku UMKM Wajib Punya 3 Aplikasi Pendukung Ini, Bisnis Makin Cuan!
Nah, jika kamu tertarik, itulah 4 risiko bisnis di metaverse yang perlu kamu pertimbangkan lebih dahulu sebelum memulainya. (*)
Source | : | Kompas.com,XR Today |
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR