Sedangkan, Vindy sendiri memiliki latar belakang advertising and design, sehingga dirinya lebih banyak mengurus bagian creative work, marketing strategy dan branding.
Meski begitu, Vindy tidak memungkiri bahwa berdasarkan pengalamannya selama menjalankan bisnis hampers Thegifthings, dirinya kerap berselisih pendapat dengan Vina.
Menurutnya, hal tersebut karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda sehingga memengaruhi pandangan tiap pribadi.
Namun, Vindy bilang, "Memang justru itu yang kita butuhkan, adanya perbedaan pendapat atau masukan supaya bisa terus berkembang."
Toh, Vindy menegaskan, dari pengalamannya dengan Vina, sejak awal membangun Thegifthings keduanya sudah menetapkan tujuan bisnis dan visi misi yang jelas.
"Jadi meski ada selisih pendapat pun, harus sama-sama mengerti kalau memang kita berdua punya goal yang sama," ujar Vindy.
Baca Juga: Cuma Modal Rp1 Juta, Ini Tips dan Cara Bisa Memulai Bisnis ala CEO
"Apa pun perbedaan pendapat itu adalah untuk kebaikan Thegifthings juga. Ya, setelah itu kita cari titik tengahnya dan berusaha untuk see the bigger picture saja," tambahnya.
Pasalnya, keduanya bahkan sudah melewati salah satu titik terendah dalam menjalankan bisnis hampers ini, yakni saat awal pandemi.
Usaha yang dijalankan hasil patungan Vina dan Vindy itu mengalami pukulan di awal pandemi dan kedua perempuan ini masih kaget dengan keadaan.
"Itu terjadi saat kita sedang mempersiapkan event Idul Fitri 2020. Pada waktu itu akhirnya kita memutuskan untuk tetap buka, tapi hanya 50% kapasitas," kenang Vina.
Source | : | Wawancara |
Penulis | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
Editor | : | Aghnia Hilya Nizarisda |
KOMENTAR