Parapuan.co - Kasus Bupati Langkat yang memiliki kerangkeng manusia di kediamannya masih terus berlanjut.
Selain pihak kepolisian, Komnas HAM hingga Migrant Care pun bahkan ikut turun tangan dalam kasus ini.
Komnas HAM atas izin dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut memeriksa Bupati Langkat pada Senin, (7/2/2022).
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Komnas HAM kepada Bupati Langkat non-aktif, Terbit Rencana Peranginangin itu berlangsung di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
Melansir dari Tribunnews, berikut temuan baru dari rumah Bupati Langkat yang terjerat kasus kerangkeng manusia.
Adanya temuan alat penyiksa atau kekerasan
Lanjutan pemeriksaan pada kasus Bupati Langkat pada hari Senin itu menghasilkan beberapa temuan baru.
Salah satu temuan terbaru itu adalah alat yang diduga kuat digunakan oleh Bupati Langkat untuk menyiksa para tahanan di kerangkeng manusia.
Adanya temuan terbaru yang diduga kuat merupakan alat kekerasan itu pun dibenarkan oleh Polda Sumut.
Baca Juga: Sudah Ada Sejak 2012, Berikut Fakta 27 Orang Dikerangkeng di Rumah Bupati Langkat
Polda Sumut menyebutkan bahwa pihaknya menemukan sejumlah alat penyiksaan yang diduga kuat dipakai Bupati Langkat untuk menyiksa orang-orang yang berada di dalam kerangkeng.
Salah satu alat penyiksaan yang kini menjadi barang bukti itu adalah selang air.
Adanya temuan alat bukti yang diduga kuat digunakan untuk menyiksa orang-orang di dalam kerangkeng Bupati Langkat ini pun diungkapkan oleh Kombes Hadi Wahyudi, Kabid Humas Polda Sumut.
Hadi Wahyudi menyatakan bahwa selang air yang ditemukan itu diduga kuat digunakan untuk mencambuk para tahanan.
Selang air tersebut bisa jadi dipakai untuk menyiksa para tahanan hingga mereka luka-luka dan bahkan meninggal dunia.
"Di antaranya selang untuk mencambuk dan alat lainnya," terang Hadi, pada hari Senin, (7/2/2022).
Ditemukan makam korban kerangkeng manusia
Tak hanya temuan alat bukti yang kemungkinan besar jadi alat penyiksaan, Polda Sumut pun menemukan sejumlah makam.
Makam itu kemungkinan besar adalah milik para korban kerangkeng manusia yang meninggal dunia.
Baca Juga: Kronologi Susan Sameh Jadi Korban Pelecehan Seksual saat Syuting Film
Polisi menyatakan bahwa pihaknya menemukan setidaknya ada tiga korban meninggal.
Pihak kepolisian yang melakukan pemeriksaan pada kasus Bupati Langkat ini pun mengungkap bahwa lokasi makam sudah ditemukan.
Mereka menyebut bahwa ada beberapa titik lokasi makam korban kerangkeng manusia Bupati Langkat.
Hanya saja, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih jauh perihal letak pasti makam korban meninggal akibat dugaan penganiayaan di kerangkeng Bupati Langkat.
Hal itu dikarenakan pihak kepolisian masih terus melakukan pengembangan atas temuan terbaru itu.
"Kuburan sudah ditemukan di beberapa titik oleh tim. Untuk lokasi nanti dijelaskan," terang Hadi.
Sementara itu, Bupati Langkat mengatakan bahwa kerangkeng manusia di rumahnya itu adalah ruangan yang disebut sebagai tempat pembinaan pecandu narkoba.
Ia mengatakan bahwa tidak memerlukan izin untuk ruangan itu sebab sifatnya terbuka dan telah diketahui oleh banyak pihak.
"Kalau laporan (izin) tidak (ada), tapi itu sudah umum, tidak dirahasiakan lagi," terangnya.
Bupati Langkat pun memberikan pembelaan bahwa kerangkeng manusia di kediamannya itu bersifat membantu warga.
"Sifatnya membantu warga di sana, itu permintaan masyarakat," tuturnya.
Terbit Rencana Peranginangin juga menjelaskan bahwa ia tidak mempekerjakan orang yang dibinanya, alih-alih memberikannya keterampilan.
"Bukan dipekerjakan, hanya untuk memberikan sebagai skill supaya menjadi keterampilan dari situ orang itu bisa memanfaatkan di luar," ujarnya.
Baca Juga: Dingkap Oki Setiana Dewi, Dakwah Viral Soal KDRT Ternyata Begini: 'Saya Sangat Menolak'
(*)
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Rizka Rachmania |
Editor | : | Rizka Rachmania |
KOMENTAR