Parapuan.co - Salah satu hidangan tradisional khas Indonesia yang sering dijumpai jadi takjil buka puasa ialah bubur candil dan biji salak.
Candil dan biji salak sering tertukar karena bentuk keduanya yang bulat dengan kuah gula merah bersantan.
Bubur candil dan biji salak memang terlihat sama, tetapi keduanya sebenarnya punya perbedaan.
Bubur candil dan biji salak bisa dibedakan dari asal daerah pembuatnya hingga bahan dasarnya.
Untul lebih jelasnya berikut perbedaan bubur candil dan biji salak yang PARAPUAN rangkum dari Kompas.com:
1. Bahan Utama
Pemerhati kuliner Indonesia, peneliti pangan, sekaligus penulis buku kuliner Prof. Dr. Murdijati Gardjito menjelakan perbedaan bisa dilihat dari bahan utamanya.
Biji salak terbuat dari campuran ubi jalar dengan tepung tapioka. Sedangkan, candil terbuat dari tepung beras ketan dan air.
Murdijati kemudian menambahkan kalau candil yang benar tidak ada campuran ubi jalar.
Baca Juga: Bisa Hidup Hanya dengan Satu Ginjal Seperti Acha Septriasa, Ini Penyebab Orang Punya Satu Ginjal
Memang, cara mengolah adonan candil dan biji salak sama. Keduanya sama-sama dibentuk bulat dan direbus sampai matang.
2. Asal Daerah
Murdjiati mengungkap bubur candil dan biji salak berasal dari daerah yang berbeda.
Biji salak merupakan kuliner khas Betawi, sementar bubur candil berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Sebagai informasi, di Bali, bubur candil disebut dengan jaje batun bedil, sedangkan di Sulawesi dikenal sebagai katiri mandi.
3. Kuah
Perbedaan berikutnya bisa diketahui dari kuah bubur candil dan biji salak.
Kuah bubur candil terbuat dari gula kelapa, santan kental, dan daun pandan sehingga muncul aroma yang khas.
Sedangkan, biji salak disantap dengan gula kelapa yang disiram dengan kuah santan.
Umumya, bubur sumsum disajikan bersama candil sehingga perpaduan keduanya gurih dan bertekstur unik.
Sudah jelas kalau memang bubur candil dan biji salak berbeda, meski bentuknya sangat mirip. Jangan sampai salah beli, ya.
(*)
Baca Juga: Cara Mudah Membuat Kacang Hijau Hasilnya Empuk, Dijamin Hemat Gas
Penulis | : | Anna Maria Anggita |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR