Mantan karyawan di salah satu kantor konsultan keuangan ini mengaku tidak mudah membangun bisnis Tintin Chips dari nol.
Saat memulai bisnis ini, Rina hanya mengeluarkan uang sebesar Rp500 ribu untuk membeli oven dan bahan baku pembuatan produk.
Perjalanan usaha itu pun tak serta merta mulus, barang menumpuk tak laku hingga akhirnya kedaluwarsa pun pernah ia alami.
Tapi hal ini tak membuatnya patah semangat.
Dengan mengikuti berbagai pelatihan inkubator bisnis, terus belajar dan mengembangkan produk, termasuk memasarkan produknya di berbagai lini media sosial, perlahan Tintin Chips semakin berkembang.
"Dulu kami menargetkan keuntungan itu Rp500 juta per tahun, waktu itu pernah tercapai sekitar Rp300 jutaan.
"Kemudian lama kelamaan kami perbaiki kemasan, saya ikut kelas inkubator bisnis jadi belajar bagaimana bisnis bertumbuh," ungkapnya.
Baca Juga: Nyaris Gulung Tikar, Pemilik UMKM Asal Solo Ini Berhasil Bangkit hingga Pekerjakan 77 Karyawan
Selain itu Rina juga mengakui pada masa pandemi Covid-19 kemarin, ia sempat mengalami tantangan untuk mempertahankan bisnisnya.
Tak terbatas pada kondisi, ia justru semakin memutar otak untuk berinovasi dengan mengeluarkan produk dari kitchen, salah satunya produk arem-arem daging telur asin.
Berdayakan Ibu dengan Anak Difabel
Penulis | : | Dinia Adrianjara |
Editor | : | Dinia Adrianjara |
KOMENTAR