Ini kata dokter kecantikan kulit, dr. Luciana Hendrawan dari Beautyme Clinic, Bandung, Jawa Barat, soal dampak produk pemutih wajah pada Grid.ID .
“Pemakaian whitening agent seperti Hydroquinon tidak boleh terlalu lama karena mengakibatkan ochronosis atau vlek hitam yang luas. Parahnya, vlek hitam yang sudah ada begitu pemakaian obat dihentikan akan malah tampak lebih menebal atau yang disebut reborn efek,” papar dokter Luciana.
BACA JUGA (Demi Kulit Mulus, Paris Hilton Habiskan 130 Juta Rupiah Untuk Krim Wajah Setiap Bulannya)
Oleh karena itu, wanita yang juga terkenal sebagai dokter filler kecantikan tersebut sangat menyarankan pemakaian Hydroquinon dalam produk pemutih wajah harus di bawah pengawasan dokter dan konsultasi dermatologis.
“Saat ini banyak krim pemutih wajah abal-abal yang mengandung mercury. Memang hasilnya cepat dan putih tapi tidak putih alami, tapi efek jangka lamanya sangat berbahaya, lo!,” tambah dokter Luciana.
Bahan mercury dalam produk pemutih wajah abal-abal sebenarnya adalah air raksa yang merupakan logam berat.
BACA JUGA ( Masker Charcoal Ternyata Bahaya! Bisa Merobek Lapisan Permukaan Kulit, Wah Ngeriii...)
Nah, bila terserap oleh tubuh dan masuk peredaran darah maka akan menyebabkan gagal ginjal, bahkan kanker.
“Bahan produk pemutih wajah kerjanya menghambat tirosin yang berfunsgi membentuk pigmen. Untuk Hydroquinon tidak lebih dari dua persen. Dan untuk memberi Hydroquinon ke pasien, dokter pun harus mengeluarkan resep. Makanya, penggunaan Hydroquinon memang harus dalam pengawasan dokter. Mercury tidak diizinkan sama sekali karena berbahaya efeknya ke tubuh,” tutup dokter Luciana.
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |