Laporan wartawan Grid.ID, Ria Theresia Situmorang
Grid.ID - Berbicara lagi tentang Gading Marten memang tak ada habis-habisnya.
Mulai dari kehidupan pribadinya hingga dengan pencapaian pertamanya di dunia film yakni Pemeran Utama Pria Terbaik untuk film Love For Sale dalam ajang bergengsi Festival Film Indonesia 2018 (FFI).
Gading Marten mengaku kalau memang beberapa tahun terakhir ia masih menikmati kegiatan komedi di atas panggung sehingga meninggalkan dunia film yang sebenarnya memiliki potensi dimana ia sendiri memiliki darah akting dari ayahnya, Roy Marten.
Baca Juga : Selamat! Evi Masamba Positif Hamil Anak Pertama Setelah 2 Bulan Menikah
Dengan langkah kecil, ia membawa serta ayahnya seakan ingin menegarkan diri atas apa yang terjadi padanya selama ini.
"Saya support Gading malam ini. Semoga malam ini dapet juara. Tapi kalah menang dia juara buat saya," ujar Roy Marten di sesi red carpet Festival Film Indonesia di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (9/12/2018) malam.
Keajaiban terjadi dimana saat membacakan nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik, Reza Rahardian yang bertugas membacakan pemenang melepaskan lirikan nakal kepada para nominasi yang datang pada malam itu seperti Adipati Dolken, Ario Bayu, Vino G. Bastian dan tak disangka-sangka Gading Marten-lah yang memenangkan kompetisi sengit diantara beberapa aktor yang dinilainya rupawan tersebut.
Baca Juga : Pertunjukan Wushu Memeriahkan Resepsi Pernikahan Lindswell Kwok dan Achmad Hulaefi
Hal ini ia akui sendiri saat berbicara tentang kemenangannya, ia mengaku perannya sebagai Richard di Love For Sale adalah sebuah pembuktian kalau karakter film yang ia perankan tak seperti sentimen pemeran utama pria film-film Indonesia pada umumnya, dimana karakter pria digambarkan sebagai pria yang ganteng, kaya dan memiliki kepribadian sempurna.
Karakter Richard Achmad sepertinya ada di kehidupan kita sehari-hari yang sepertinya luput dari perhatian kita. Dimana ada seorang pria lajang tua berusia 41 tahun yang berusaha menonjolkan dirinya namun pada kenyataannya ia hanyalah seorang penyendiri.
"Ya sebenarnya nggak nyangka peran Richard ini awalnya obrolan iseng saya sama Chicco (Chicco Jerikho; produser film) dari 104 scene dapat 103 dan nggak nyangka bisa," ujarnya.
Baca Juga : Widyawati Sebut Pilih Main Film Karena Bekerja di Kantor Boring
Ya, memang semesta berkata lain. Pengorbannya menaikkan berat badan hingga 7 kilogram dan berperan layaknya bapak-bapak lajang pada umumnya membuahkan hasil yang memuaskan yakni Piala Citra.
Tidak hanya itu, dominasinya karakternya dalam film yang mencampur adukkan drama, komedi dan love scene diatas ranjang tersebut pernah menimbulkan masalah kecil dimana banyak orang berpikir kalau hal inilah yang membuat kerekatan rumah tangganya dengan Gisella Anastasia.
Namun hal itu adalah hal yang lain yang patutnya tak perlu dibahas dalam perhelatan besar semacam ini. Film seiyagoya adalah karya yang perlu diapresiasi terlepas dari adegan semengerikan apa yang ia bawakan.
Baca Juga : Keluarga Besar Lindswell Kwok Tak Hadir di Acara Resepsi Pernikahannya
Setelah lama mengecap peran-peran kecil, Gading Marten tampaknya semakin percaya diri menatap masa depannya di dunia perfilman dimana ia kembali didapuk menjadi pemeran Naga Bonar untuk filmnya selanjutnya.
Ibarat pepatah Tak Ada Gading Yang Tak Retak, pepatah Habis Gelap Terbitlah Terang juga patut disematkan untuknya setelah berbagai macam konflik yang ia lalui beberapa hari terakhir.
Selamat untuk perjuangannya, Gading! Tetaplah berkarya untuk dunia perfilman Indonesia.(*)
Penulis | : | Ria Theresia |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |