Grid.ID - Bencana tsunami yang menerjang kawasan Pantai Pandeglang, Banten dan Lampung Selatan begitu menyisakan duka.
Banyak orang yang terpisah dengan orangtua, pasangan dan keluarganya akibat terjangan tsunami.
Seperti kisah Darnitun yang terpisah dengan suaminya dan seorang bayi yang orangtuanya diduga menjadi korban tsunami Banten.
Darnitun terpisah dengan suami
Darnitun, seorang warga Pancoran, Jakarta Selatan menjadi salah satu korban selamat tsunami Banten ketika berlibur bersama keluarganya di Pantai Carita.
Sayangnya, Darnitun harus terpisah dengan suaminya ketika berusaha menyelamatkan diri setelah mendengar alarm peringatan tsunami Pantai Carita kembali menyala, Minggu (23/12/2018).
Darnitun bersama ketiga anaknya bergegas menyelamatkan diri menggunakan mobil evakuasi yang pergi ke aras Pandeglang Kota.
Saat kondisi panik mendengar alarm tsunami berbunyi itulah Darnitun mulai terpisah dengan suaminya.
Pasalnya, kondisi kaki suami Darnitun sedang sakit dan kesulitan berjalan ketika mereka berusaha melarikan diri.
Sehingga, suami Darnitun pun tertinggal karena kondisinya tak memungkinkan untuk berlari menyelamatkan diri.
"Ya Allah mas, suami saya ketinggalan dia ngga bisa lari, lagi sakit kakinya," ucap Darnitun menahan air matanya ketika dijumpai tim TribunJakarta.com.
Darnitun terlihat khawatir dengan keadaan suaminya yang tertinggal dalam kondisi kaki sakit dan kesulitan berjalan.
Ia berulang kali berusaha menghubungi nomor ponsel suaminya, tetapi tidak mendapat respon.
Darnitun pun menitikan air mata memikirkan nasib suaminya yang ketinggalan saat dievakuasi.
Bayi menangis, orangtua jadi korban tsunami
Kisah menyayat hati lainnya juga terjadi pada bayi yang diperkirakan baru berusia beberapa bulan.
Berdasarkan laporan reporter TribunJakarta, seorang bayi laki-laki yang baru berusia beberapa bulan terus menangis di Puskemas Carita, Pandeglang, Banten.
Bayi laki-laki tersebut salah satu korban selamat dari tsunami yang melanda Anyer dan sekitarnya.
Kabarnya kedua orangtua bayi laki-laki tersebut menjadi korban meninggal dunia tsunami Banten kemarin Sabtu (22/12/2018) malam.
Ersa, seorang warga yang menolong bayi laki-laki tersebut mengatakan jenazah kedua orangtua bayi tersebut berada di antara puluhan kantong mayat di Puskemas Carita.
"Jadi ini bayi terus menangis di dalam puskesman, infonya orangtuanya meninggal jadi korban tsunami," ujar Ersa di Puskesmas Carita, Minggu (23/12/2018).
Baca Juga : 168 Orang Meninggal dan 745 Luka-luka Akibat Tsunami Banten
Menurut Ersa, bayi itu terus menangis karena ingin minum. Bayi tersebut juga terlihat mengalami luka gores di bagian keningnya.
"Ini dia nangis terus minta susu mas, tadi sudah ada petugas yang menangani tapi sekarang menangis lagi," tuturnya.
Lalu, datang seorang warga yang mengaku mengenali bayi laki-laki tersebut. Ia pun langsung menawarkan diri untuk mencari anggota keluarganya yang selamat.
Sebelumnya, industri hiburan juga berduka karena grup band Seventeen, Aa Jimmy dan Ade Jigo menjadi korban tsunami Banten.
Ade Jigo kehilangan istrinya dan Aa Jimmy meninggal dunia akibat bencana tsunami Banten.
Sedangkan, grup band Seventeen sudah khilangan dua personilnya yang dinyatakan meninggal, 1 personil bernama Andi masih belum ditemukan.
Dari 4 personil band Seventeen, baru Ifan yang berhasil selamat dari terjangan tsunami Banten.
Info sementara, korban meninggal akibat Tsunami Banten sudah mencapai 62 orang dan ratusan orang mengalami luka-luka.
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Bayi Korban Tsunami Banten Terus Menangis Karena Terpisah Dengan Orangtua, Sampai Tangis Darnitun Kehilangan Jejak Suami!
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |