Ketika komputer telah benar-benar terkunci, ia meminta bayaran - seringkali dalam bentuk bitcoin karena lebih sulit dilacak - untuk pengembalian data.
Uang tebusan biasanya satu atau dua bitcoin - setara dengan AS$500, atau sekitar Rp7 juta.
Setelah melewati batas waktu pembayaran, jumlah uang tebusan akan bertambah.
Data cadangan
Terkadang ransomware sekadar mengancam, tapi seringkali virus itu benar-benar mengenkripsi data.
Satu-satunya cara mendapatkannya kembali tanpa membayar tebusan ialah mengambil versi cadangan.
Neil Douglas, dari perusahaan jaringan yang berbasis di Edinburgh, Network Roi, baru saja membantu bisnis kecil-kecilan yang servernya diserang ransomware.
"Kami harus mendapatkan kembali semuanya dari back-up. Kami melakukan pencadangan dua menit sebelum diserang, jadi waktunya pas - tapi komputer sempat tidak bisa digunakan," tuturnya.
"Anda bisa membayar mereka - tapi itu seperti membayar pemeras. Kami sarankan itu sebagai upaya terakhir."
Ahli keamanan siber, Profesor Alan Woodward, mengatakan bahwa membayar tebusan dapat menjadikan lebih rentan akan kejahatan selanjutnya.
"Jika Anda membayar, Anda mungkin akan dikontak lagi," ujarnya.
Menurut Woodward, geng kriminal menggunakan virus tersebut untuk mendapatkan uang.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |