Ini disebabkan banyak pasangan suami-istri mengisi waktu dengan ibadah.
Boyke menyarankan, agar tak muncul gairah yang meledak-ledak, maka selama puasa sebaiknya pasangan suami-istri juga menghindari kontak fisik yang membangkitkan gairah.
"Biasanya setelah berciuman, pasangan akan terus melakukan hal-hal yang lebih dalam lagi. Jadi, kebiasaan suami yang mencium istrinya sebelum berangkat kerja, diganti saja dengan cium pipi atau kening," katanya.
Rayuan dan belaian sebaiknya juga dihindarkan sebagai bagian dari puasa serta menahan hawa nafsu.
"Ini juga bisa menyebabkan gairah pasangan timbul," tambahnya.
(BACA JUGA: Pilihan Busana Muslimah Simpel Minimalis Untuk Ramadan dan Lebaran 2017 ala Hijabers dari Kami Idea)
Soal penampilan, sebaiknya masing-masing menjaga agar tak merangsang pasangannya.
"Pemakaian parfum sewajarnya saja, demikian juga pakaian ketat, terbuka dan transparan sebaiknya dihindarkan meski dipakai di rumah," terangnya.
Bagi yang suka melihat film-film atau konten seks di internet atau buku, sebaiknya dihentikan.
Sebab, aktivitas ini bisa mendorong gairah seks sangat kuat.
Bahkan, tayangan di TV pun mesti diseleksi agar tidak menaikkan libido.
Dokter Boyke juga menegaskan, bukan berarti selama bulan Ramadan tak boleh melakukan hubungan seks suami-istri.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |