Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Makhluk berikut ini dinamai Archaeornithura Meemannea.
Dia punya sayap seperti fitur yang dimiliki burung saat ini.
Inilah makhluk yang memiliki proyeksi bagi burung modern.
Transisi dinosaurus menjadi burung kurang lebih dimulai sekitar 100 juta tahun yang lalu.
(Baca juga: Engku Emran Pantas Disebut Ajushi Rasa Oppa, 5 Alasan Ini Penyebabnya! Kamu wajib tahu Nih!)
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa masa perubahan selama itu tengah berjalan jauh, melampaui pertumbuhan bulu.
Studi baru tersebut menduga kuat bahwa transisi juga disertai perubahan mendalam pada tengkorak hewan tersebut.
Ini adalah temuan penting.
Menurut para peneliti, ini adalah pentunjuk penting tentang bagaimana bentuk tengkorak ternyata merespon perubahan otak.
Dikutp wartawan Grid.Id, Ahmad Rifai, dari Daily Mail, para peneliti dari Universitas Yale adalah pihak pertama yang melacak hal ini.
Mereka coba mencari hubungan antara perkembangan otak dan tulang atas tengkorak.
Senior dalam studi ini, Dr. Bhart-Anjan Singh, mengatakan, "Di seberang transisi burung dinosaurus, tengkorak tersebut ternyata berubah sangat sering, dan otak mereka ikut membesar."
"Kami terkejut bahwa tak ada yang langsung menanggapi gagasan bahwa bagian otak depan dan otak tengah punya korelasi dengan perkembangan tulang frontal dan parietal di atasnya."
(Baca juga: Dikira Hanya Bercanda, Bapak Penari Cucuk Lampah Ini Kesetrum Microphone Hingga Pingsan, Lihat Videonya)
Memang dalam penelitian sebelumnya telah ditunjukkan adanya hubungan umum antara otak dan tengkorak.
Namun, hubungan antara daerah spesifik otak dan elemen individu dari bagian atas tengkorak tetap tak jelas.
Studi kali ini punya tujuan untuk melacak evolusi bentuk otak dan tengkorak di seluruh garis keturunan yang mengarah dari reptil ke burung.
Dalam hal ini, mereka menemukan bahwa kebanyak otak dan tengkorak reptil sangat mirip satu sama lain.
Namun ada perbedaan antara dinosaurus dan burung.
Ada perbedaan pada otak dan tengkorak.
"Kami menemukan hubungan yang jelas antara tulang frontal dan otak depan, serta tulang parietal dan otak tengah," imbuh Dr. Bhullar.
Guna mengkonfirmasi temuan mereka, para peneliti mengambil contoh pqada embrio kadal, buaya, dan burung.
(Baca juga: Lucu dan Menggemaskan, Gadis Kecil Ini Berteman dengan Seekor Monyet Layaknya Manusia, Lihat Videonya)
Kemudian, mereka akan membandingkannya menggunakan CT scan.
"Kami menyarankan agar hubungan ini dikuak di semua vertebrata dengan tengkorak bertulang."
Vertabrata adalah semua makhluk yang memiliki tulang belakang.
"Dengan dilakukannya hal ini, mungkin dapat mengindikasikan adanya hubungan perkembangan yang mendalam antara otak dan bagian atas tengkorak."
Dugaan yang mungkin bisa dibuat adalah, "Apakah ini menunjukkan bahwa otak mampu menghasilkan sinyal molekuler yang dapat menginstruksikan tulang untuk dapat terbentuk disekitar otak."
Saat ini hal ini masih sedikit dimengerti oleh para peneliti.
Para peneliti percaya bahwa temuan ini memberi petunjuk penting tentang bagaimana bentuk tengkorak dalam merespon perubahan di otak.
Pungkas Dr. Bhullar, "Pada akhirnya, salah satu pesan penting dari hal ini adalah, evolusi lebih sederhana dan lebih elegan daripada yang tampak."(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |