Grid.ID - Komunitas kesenian dijadikan wadah untuk berkarya bagi seniman
Komunitas tersebut bisa dibentuk di mana saja dan oleh siapa saja.
Di Jepang misalnya, ada komunitas seni jalanan bernama "H" Sokerissa.
Komunitas ini beranggotakan para tuna wisma dan seniman jalanan.
Dikutip dari laman chanelnewsasia, komunitas ini dibentuk oleh Yuuki Aoki.
(BACA JUGA: Menemani Gisel Syuting, Eh Malah Kepleset! Begini Kondisi Gempi Saat ini!)
Yuuki Aoki merupakan seoarang penari dan koreografer.
Ia mendirikan komunitas tersebut 10 tahun yang lalu.
Ia mengatakan tertarik oleh tubuh para tunawisma yang lapuk karena keadaan dan jenis ekspresi artistik yang mungkin mereka hasilkan.
Pada tahun 2004, Aoki melihat kerumunan orang berkumpul di sekitar pertunjukan jalanan di Tokyo.
Kerumunan tersebut ternyata sedang melihat seorang tuna wisma yang sedang tertidur.
(BACA JUGA: Masih Kecil Sudah Jadi Model, Lihat Penampilan Juna, Anak Titi Kamal dan Christian Sugiono di Atas Catwalk)
Kemudian, muncul ide Aoki untuk membentuk komunitas seni.
Orang-orang pada awalnya memperingatkan Aoki bahwa proyeknya akan gagal jika diketahui anggotanya penari tuna wisma.
Namun nyatanya komunitas tersebut berhasil tampil di berbagai wilayah di Jepang, mulai dari taman hingga museum.
Bahkan Aoki dan dua anggota rombongan pergi ke Rio de Janeiro, Brazil untuk tampil bersama tunawisma sebelum Olimpiade 2016.
Masato Yokouchi, telah menari selama 9 tahun bersama "H" Sokerissa.
(BACA JUGA: Bisa Jadi Alternatif, Makanan Ini Bagus Untuk Perawatan Kanker Payudara)
"Saya mulai berpikir bahwa mungkin satu-satunya tempat yang tersisa bagi saya untuk melarikan diri adalah kematian. Saya ingin benar-benar menggunakan tubuh untuk menari sampai akhir hayat selagi saya bisa" Koiso saya tidak memiliki Sokerissa."
Nyatanya, Sokerissa bukan hanya komunitas seni tetapi juga 'tempat tinggal'.
Bagaimana menurut kalian?
(*)
Penulis | : | Anita Rohmatur R |
Editor | : | Anita Rohmatur R |