Secara deskripsi morfologi, Dugong memiliki warna kulit cokelat keabu-abuan, dan sedikit rambut pada tubuhnya.
Tubuh duyung juga dilapisi oleh lapisan lemak yang tebal, sehingga sering terlihat gemuk dan bulat lonjong.
"Duyung memiliki sepasang sirip depan tak berjari. Sebagai mamalia, duyungb bernapas dengan paru-paru. Lubang napasnya terletak di atas moncongnya. Katup pada lubang tersebut akan menutup ketika Duyung sedang berada di dalam air," kata Dwi.
Perbedaan Duyung dengan hewan mamalia lain yang juga ada di Kaltim, yakni Pesut Mahakam ataupun pesut lain, juga bisa dilihat dengan jelas.
"Pertama dari bentuk tubuhnya. Pesut, lebih ramping, sementara Duyung lebih gemuk. Selain itu, yang paling mudah adalah tak adanya sirip punggung pada Duyung. Dari sisi makanan juga berbeda. Duyung, itu herbivora, makanannya tumbuhan, sementara pesut, kan makanannya bisa berupa plankton atau ikan-ikan kecil, jadi termasuk karnivora," ucapnya.
Seringkali, Duyung ditemukan berenang sendirian atau dalam formasi bersama pasagngan induk-anak.
Walau demikian, tak jarang pula 4-6 individu ditemukan berenang dalam satu kelompok.
Kecepatan rata-rata Duyung berenang adalah 10 km / jam dan sejauh 25 km tiap harinya.
"Duyung mampu menahan napas sampai 8 menit sambil berenang di dalam air," katanya.
Duyung memiliki kebiasaan makan di dasar perairan (bottom feeding).
Penulis | : | Anita Rohmatur R |
Editor | : | Anita Rohmatur R |