Seharusnya film ini diputar di bioskop-bioskop India pada 1 Desember, tetapi pemutarannya diundur karena menuai banyak protes.
Film itu mengangkat kisah hubungan antara seorang ratu beragama Hindu dari klan penguasa Rajput dengan seorang bangsawan Muslim bernama Alauddin Khilji.
Kelompok-kelompok Hindu garis keras dan sejumlah politisi menuding Deepika dan sutradara film itu "membengkokkan sejarah" dengan menampilkan sosok sang ratu sebagai kekasih bangsawan Muslim itu.
Dua negara bagian yang dikuasai BJP yang berkuasa sudah melarang pemutaran film itu.
Wakil Menteri Utama Uttar Pradesh Keshav Prasad Maurya mengatakan, pemerintah negara bagian terpadat di India itu tak akan mengizinkan pemutaran film hingga beberapa adegannya dihilangkan.
"Bagaimana mungkin seorag raja dan ratu digambarkan sebagai korban sementara sang penyerang menjadi pahlawan? Ini tak benar," ujar Maurya.
Beredar Video, Seorang Kakek Diikat ke Tiang Listrik dan Marah-marah, Ternyata Ini yang Terjadi
Film-film yang bertemakan sejarah hubungan antara Hindu dan Islam di India kerap memicu kontroversi.
Kepala Badan Sertifikasi Film Pusat (CBFC) Anurag Srivastava mengatakan, produser film Padmavati meminta izin merilis film itu pada 10 November.
Namun, permintaan itu ditolak karena produser dianggap tak bisa menjelaskan apakah film itu berdasarkan fakta sejarah atau fiksi.
Jika film ini tak bisa diputar di bioskop-bioskop, produser terancam menderita kerugian cukup besar.
Viacom 18, perusahaan patungan Viacom Inc dan Reliance Industries Network 18, menghabiskan 23 juta dollar AS atau sekitar Rp 310 miliar untuk memproduksi Padmavati. (*)
(Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul: Politisi Ini Janjikan Rp 20 Miliar jika Bisa Penggal Aktris Bollywood)
Pantas Irish Bella Klepek-klepek, Begini Perlakuan Haldy Sabri ke Anak Tiri, Rela Lakukan Ini saat Ditinggal Syuting Istri, Netizen Salut
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |