"Banyak pemulung menjalani gaya hidup dumpster, tetapi mereka bukan freegan.
"Mengapa? Karena mereka menjual benda yang mreka dapat dan bukan digunakan," papar Daniel.
"Lalu ada freegan yang bukan dumpster. Mereka mengumpulkan makanan dan membuat benda kebutuhan mereka sendiri," lanjut dia.
Baca Juga : Sandy Tumiwa Mendekam di Penjara, Vivi Paris: Mukanya Bersih Bersinar karena Ibadah Terus
"Freeganisme adalah gaya hidup. Sebuah filosofi. Sedangkan dumpster adalah sebuah kegiatan.
"Ini hanya masalah memilih mana yang lebih pas untuk Anda," imbuhnya.
Menurut Daniel, cara hidup sebagai dumpster yang dijalaninya amat memungkinkan dilakukan di Singapura.
Sebab, banyak benda di tempat sampah Singapura yang masih dalam kondisi yang amat bagus.
"Hal ini sudah dilakukan di negara lain karena sampah ya memang sampah," ujarnya.
Awalnya, Daniel tak berpikiran menjalani gaya hidup seperti ini karena ia bekerja sebagai seorang perencana finansial.
Namun, ia bertemu dengan seorang bernama Colin dalam sebuah acara pada November 2016 lalu hingga mengubah jalan hidupnya.
Baca Juga : Sambil Mengusap Air Mata! Vanessa Angel: Kalau Tidak Ada yang Bisa Tolongin Aku, Bunuh Aja
Penulis | : | None |
Editor | : | Nailul Iffah |