Grid.ID – Luasnya bumi membuat banyak sekali kehiduoan yang masih belum terjamah teknologi seperti orang-orang yang hidup di tengah hutan.
Meski tak terjamah dengan moderniasasi dunia luar dan hidup secara primitive, ternyata mereka juga memiliki konflik yang sudah berjalan selama ratusan tahun.
Salah satunya konflik yang terjadi antara Suku Kurobo dan Suku Matis. Kedua suku ini berasal dari pedalaman hutan Amazon yang masih hidup dengan mengisolasi diri.
Baca Juga: Pica! Kelainan Makan Hal Tak Lazim Mulai dari Sabun Hingga Kotoran, Ketahui Gejalanya Berikut
Melansir Daily Mirror pada Minggu (09/6/2019), Suku Kurobo merupakan kelompok yang terpisah dari suku utama di Amazon 4 tahun lalu.
Hal itu terjadi setelah perselisihan internal dengan suku Matis.
Karena hal itu, ekspedisi Funai, dari departemen urusan adat Brazil mencoba menyatukan kembali suku-suku ini untuk menghentikan perang berdarah.
Kurobo yang dikenal dengan sebutan 'incluber indians' karena memiliki tongkat setinggi bahu, digunakan untuk membuka tengkorak musuh mereka.
Sedangkan Matis, adalah kelompok suku yang terkenal kejam dengan busur panah, dan senapan panjang beracun untuk membunuh mereka.
Baca Juga: Bukan Manusia, Orang-Orang ini Justru Menikahi Hantu Hingga Roller Coaster!
Persaingan keduanya telah berlangsung selama puluhan tahun sejak 1920, ketika itu Matis menangkap dua gadis Kurobo dan membawanya kembali ke desa mereka.
Kemudian mereka menjadi bagian dari suku.
Pada 2015 Kurobo berpisah setelah perselisihan, sekelompok Kurobo memilih memisahkan diri dari hutan untuk menghindari Matis.
Setelah berlangsung selama puluhan tahun, permusuhan ini membuat Departemen Pemerintah Brazil khawatir, dan meluncurkan ekspedisi terbesar dalam 20 tahun.
Baca Juga: Iki Palek, Ritual Potong Jari yang Dilakukan Suku Dani Setiap Ada Kerabat yang Meninggal
Mereka didukung oleh Polisi Federal dan tentara Brazil, untuk menyatukan Kurobo dan Matis.
Anggota ekspedisi melakukan perjalanan 9 hari untuk bertemu Kurobo dan memastikan mereka aman.
Namun, saat mereka bertemu dengan Kurobo justru sebuah momen emosional terjadi, kelompok ini memeluk dua orang dari ekpedisi tersebut yang tak lain adalah saudaranya.
Mereka mengira bahwa, saudaranya tersebut sudah meninggal sejak mereka memisahkan diri.
Pemimpin ekspedisi Pereira mengatakan, "Kami segera menemukan bahwa dua Kurobo datang ke arah kami dan kami membawa saudara lelaki berdarah Kurobo yang merupakan bagian dari tim."
Mereka menari, bernyanyi, dan berpelukan dengan riang, saat bersatu kembali dengan saudaranya yang terpisah selama 4 tahun.
Momen tersebut digambarkan sebagai momen emosional, ketika kelompok ekpsedisi dengan hati-hati mendekatinya.
Sebelum akhirnya mereka berbagi momen emosional, setelah bertemu dengan saudara yang telah lama terpisah.
Baca Juga: Terisolasi dan Berada Jauh Di Dalam Hutan Amazon, Suku Zoe Memegang Predikat Suku Paling Bahagia
Kemudian, ekspedisi ini berlanjut untuk betemu dengan semua dari 34 anggota suku Kurobo, termasuk 21 anak di bawah 16 tahun dan bayi.
Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan dan divaksinasi, semua sehat kecuali 1 orang yang diketahui menderita malaria.
Amazon merupakan rumah bagi banyak suku yang tidak terkontak dengan dunia luar.
Setidaknya ada 100 kelompok terisolasi di hutan hujan tropis, cagar alam lembah Javari adalah tempat tinggal Kurobo dan Matis, dan rumah dari 7 suku yang tidak terhubung.
Sedikitnya, mereka hanya diketahui menembakan panah pada orang asing dan pesawat yang melintas di atasnya.
Pada dasarnya, mereka hanya menghindari kontak dengan dunia luar dan bersembunyi jauh di dalam hutan.
Sejak 1987, organisasi Funai, mendedikasikan untuk menjaga kelangsungan hidup orang-orang indiana yang tidak terhubung dengan dunia luar. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Momen Emosional Ketika Suku Terisolasi Amazon Bertemu Saudaranya yang Disangka Telah Meninggal “
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |