Grid.ID – Bisa dikatakan, wanita dan anak-anak yang hidup di jaman sekarang ini lebih beruntung.
Saat ini, wanita dan anak-anak bisa hidup dengan aman dan nyaman.
Jika mengalami suatu tindak kekerasan atau pelecehan ada banyak badan yang bergerak dan bersedia melindungi perempuan dan anak-anak.
Lebih jauh lagi, bisa dibilang saat ini wanita dan anak-anak hidup dengan aman karena para pria yang menghargai mereka.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Jadi Mualaf: 4 Selebriti Tanah Air ini Juga Sudah Lebih Dulu Menjadi Mualaf
Jika kembali pada masa lalu, wanita dan anak-anak sepertinya tak memiliki 'nilai' dalam hidup dan tak dianggap sebagai manusia.
Dilansir dari History Daily, kembali di Eropa awal hingga pertengahan 1800-an, perempuan dan anak-anak dianggap properti.
Pria yang tidak lagi bahagia dengan istri atau jatuh dalam masa sulit dapat dengan mudah membawa pasangannya ke pasar dan menjualnya.
Baca Juga: Cata! ini Harga Baru Rumah Subsidi yang Sudah Ditetapkan Menteri PUPR
Praktik itu tidak benar-benar legal, tetapi sangat umum di kalangan orang miskin sehingga penegak hukum menutup mata.
Penjualan istri adalah alternatif yang lebih mudah dan lebih murah daripada perceraian tradisional.
Perceraian membutuhkan Undang-Undang Parlemen dan izin dari sebuah gereja dan biaya ini setara dengan 15.000 dolar (Rp 212 juta) dalam mata uang hari ini.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |