Awalnya, sama sekali tak ada yang menduga bahwa Gao, seorang pria pemilik toko kelontong yang dikenal baik, melakukan hal sadis seperti itu.
Kejahatannya terbongkar karena pamannya melakukan tindak pidana ringan.
Polisi kemudian mengambil sampel DNA Paman Gao sebagai prosedur rutin penanganan kasus pidana.
Tapi, DNA Paman Gao membuat polisi curiga, karena begitu mirip dengan DNA pelaku pemerkosaan berantai.
Polisi kemudian mengambil sampel DNA dari Gao, dan memastikan bahwa DNA Gao sama persis dengan DNA pelaku yang sudah dikantongi kepolisian.
Gao akhirnya mengakui telah melakukan 11 tindak pembunuhan.
Kebanyakan aksi kejahatannya dilakukan di Kota Baiyin, Provinsi Gansu, China.
Gao, yang oleh media dijuluki Jack The Ripper-nya China, dijatuhi hukuman mati pada Maret 2018.
Dalam interogasi, terungkap Gao memiliki kelainan perilaku seks dan begitu membenci wanita.
"Dia orang yang tertutup dan tidak ramah. Tapi dia dikenal keluarga sebagai orang yang sangat sabar," ujar juru bicara kepolisian Gansu.
Tak menduga Gao berbuat demikian jahat, penangkapan Gao sempat membuat keluarga syok.
Istri Gao sempat histeris, tak percaya dengan kejahatan yang dilakukan suaminya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul “Gao Chengyong, Pemerkosa dan Pembunuh 11 Wanita Berbaju Merah itu Akhirnya Dieksekusi Mati”
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |