Meski terdengar sedikit fiksi, kenyataanya kisah ini tercatat dalam naskah kuno, catatan medis, sipil dan agama pada saat itu dijelaskan tahun 1518.
Penelitian modern, mencoba meneliti catatan itu untuk mengembangkan teori tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka menyimpulkan bahwa para penari ini adalah korban histeria massal.
Contohnya, ketika lebih dari satu orang percaya mereka menderita penyakit sama, sering selama masa-masa tekanan ekstrem dalam satu komunitas terpengaruh.
Insiden menari di Strasbourg terjadi selama masa kelaparan dan kekurangan gizi yang merajalela dan kematian.
Tapi 400 orang? terlalu banyak untuk insiden histeria massal, sedangkan contoh lain "Epidemi Tawa Tanganyika" tahun 1962 hanya memengaruhi 95 orang.
Teori kedua adalah di bidang pertanian, kondisi yang disebut ergotisme terjadi ketika butiran gandum diserang oleh jamur tertentu.
Kemudian mereka makan gandum yang terinfeksi itu, menyebabkannya kejang, meskipun gerakan tari di Strasbourg yang menderita lebih mirip tarian tradisional daripada kejang.
Teori ketiga adalah aliran pemikiran yang menyatakan bahwa itu adalah hasil dari semacam ekstasi religius oleh pemujaan Santo Vitus, Santo pelindung epilepsi.
Namun, tak satu pun teori yang benar-benar bisa menjelaskan wabah menari 1518. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Wabah Menari, Penyakit Misterius Membuat Orang-orang Mulai Menari di Tengah Jalan Hingga Sekarat dan Meninggal”
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |