Meski begitu, Lilik mengaku BPJS orang tuanya terlambat pembayaran premi 3 bulan lamanya.
Namun, ia mengaku sudah melunasi keterlambatan tersebut sebulan sebelum orang tuanya di rawat di RSI Aisyah Madiun.
”Kalau ada masalah, kenapa tidak dibicarakan d depan? Pihak BPJS saat saya membayar juga bilang kartunya sudah bisa dipakai, jadi menurut saya tidak ada masalah,” ucap Lilik.
Melansir dari laman Kompas.com, pihak RSI Aisyah Madiun akhirnya memberikan konfirmasi terkait kabar berita tersebut.
Kabag Keuangan RSI Aisyiah Kota Madiun, Fitri Saptaningrum menjelaskan kronologi terkait kasus almarhum Sabarudin (bapak Lilik Puryani) yang sempat memeriksakan diri ke poli saraf.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, Sabarudin harus diopname dan di rawat inap.
Hal ini lantaran saat dibawa ke RS tersebut, Sabarudin sudah dalam kondisi struk rringan dan memiliki riwayat gagal ginjal.
Ia pun harus dirawat di ICU lantaran timbul gagal jantung.
Namun, setelah dicek, kartu BPJS pasien memiliki beban denda keterlambatan sebesar Rp 228.000,-.
Baca Juga: Kesaksian Isa Bajaj yang Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Mengangkat Jenazah Agung Hercules, Sahabatnya
Source | : | Kompas.com,tribun bogor |
Penulis | : | Novita Desy Prasetyowati |
Editor | : | Novita Desy Prasetyowati |