Mengetahui tekni CPR ini memang sangat penting dan disarankan bagi setiap orang.
Yulia menyarankan bagi semua orangtua untuk selalu memantau anak-anaknya walaupun saat ke toilet atau sedang melakukan aktivitas rumah tangga lainnya.
Selain itu, ia pun memberi masukan bagi orangtua yang memiliki baby sitter atau pengasuh bayi haruslah meminta bantuan dengan lemah lembut agar para pengasuh ini mau menjalankan tugasnya secara ikhlas dan benar.
Yulia Baltschun percaya bahwa tes alergi merupakan cara terbaik untuk mengetahui apakah anak-anaknya memiliki alergi terhadap sesuatu atau tidak.
Alergi tidak selamanya berasal dari keturunan, bahkan tak hanya berasal dari makanan saja.
Menurut Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes, pada Rabu (10/4/2019), pencetus alergi juga bisa jadi bukan dari makanan tetapi alergen (pencetus alergi) yang dapat terhirup seperti tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, bulu binatang, dan kecoa.
Ada 3 faktor yang menyebabkan alergi pada anak, yaitu riwayat keluarga, kelahiran sesar, dan pola hidup tidak sehat.
Alergi memang harus ditangani, pasalnya jika tak diketahui dan ditangani secara cepat dapat menyebabkan risiko kematian.
Walau ibu terlalu senang jika anak-anaknya makan dan minum susu dengan lahap, penting untuk membatasi porsinya.
"Satu, pencernaan bayi masih belajar mencerna makanan. Kedua, enzimnya masih belajar untuk mencerna. Dan yang ketiga, volume perutnya itu masih kecil banget, walaupun dia gembul tapi lihat perutnya segede apa, seuprit. Jadi realistis ngasih makan atau ngasih susu," terangnya.
Bahkan Yulia menjelaskan perihal saluran pencernaan bayi.
"Disamping itu, katup kerongkongan bayi yang menutup lambung agar makanannya enggak naik ke atas itu masih sangat rapuh," ujarnya.
Baca Juga: Awas, Kebiasaan Bawa Ponsel Saat BAB Bisa Jadi Penyebab Penyakit ini loh
"Jangan membiasakan anak kalian tengkurap, kayak anak aku Kaola," katanya.
Menurut laman Safe to Sleep, bayi yang sering tengkurap dapat memungkinkan terjadinya peningkatan bayi bernapas kembali dengan napas yang dihembuskan sendiri yang menyebabkan penumpukan karbon dioksida dan kadar oksigen yang rendah, sumbatan jalan napas atas, bahkan gangguan disipasi panas tubuh atau overheating.
Menurut Yulia Baltschun berikan vaksimn atau imunisasi secara terjadwal atau tidak digabungkan dalam satu hari sekaligus.
Contohnya, vaksin kombinasi DPT-HiB-HepatitisB + Polio + vaksin Rotavirus + vaksin PCV.
Namun demikian, menurut dr. Purnamawati, SpA(K), MMpaed, imunisasi simultan atau penggabungan berbagai macam vaksin ini bertujuan untuk memberikan perlindungan sejak dini, dan mengurangi frekuensi kunjungan ke dokter.
Akan tetapi, entah diberikan rutin terjadwal atau mengikuti saran untuk imunisasi simultan, tergantung pada kepercayaan orangtua masing-masing anak.
Perhatikan cara menyentuh bayi, kulit dan sistem kekebalan tubuh bayi yang belum berfungsi secara sempurna seperti orang dewasa membuat bayi rentan tertular berbagai penyakit atau mengalami kejadian berbahaya.
Begitulah curahan hati Yulia Baltschun, sang influencer diet mengenai kisah meninggalnya sang anak yang beruis 6 bulan. (*)
Artikel ini telah tayang di gridhealth.id dengan judul “Curahan Hati Peserta Masterchef Indonesia, Anaknya Meninggal Mendadak Hanya dalam Beberapa Menit Setelah Ditinggal”
Source | : | Instagram,intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |