4. Kondisi cuaca buruk
Dua penelitian yang dilakukan sekitar 100 tahun pasca bencana Titanic atau tepatnya pada 2012 menunjukkan bahwa alam memainkan peran penting dalam tragedi itu.
Penelitina pertama menyampaikan bahwa bumi dalam posisi sangat dekat dengan bulan dan matahari tahun itu.
Kondisi ini meningkatkan tarikan gravitasi bumi di lautan dan menghasilkan gelombang pasang.
Akibatnya meningkatlah jumlah es mengambang di Atlantik Utara.
Baca Juga: Bak Titanic, Begini Megahnya Kapal Pesiar Genting Dream Cruise
Sedangkan, penelitian kedua dilakukan oleh sejarawan Inggris, Tim Maltin yang mengklaim bahwa kondisi atmosfer pada malam bencana terjadi telah menyebabkan fenomena yang disebut super refraksi.
Super refraksi atau pembengkokan cahaya ini bisa menciptakan fatamorgana, atau ilusi optik, yang mengaburkan penglihatan awak Titanic dari melihat gunung es.
Hal itu juga yang disebut menjadi alasan kenapa awak kapal lain yang sejalur, California, yang berpikir Titanic hanya berlayar biasa.
5. Pelayaran tidak menggunakan teropong
Baca Juga: Terungkap! Inilah Santapan Terakhir Para Penumpang Titanic Sebelum Tenggelam di Samudera Pasifik
Perwira kedua David Blair, yang memegang kunci toko teropong Titanic di sakunya, kemudian tugasnya digantikan oleh petugas lain saat kapal berangkat untuk pelayaran perdananya dari Southampton.
Saat kapal itu berangkat ia lupa memberikan kunci tersebut pada petugas yang menggantikannya.
Pengamatan untuk Titanic mengatakan bahwa teropong mungkin bisa membantu mereka menemukan dan menghindari gunung es pada waktunya.
6. Jumlah sekoci kurang
Baca Juga: Kisah Masabumi Hosono, Korban Selamat Tragedi Karamnya Kapal Titanic yang Dijuluki Pengecut
Tidak peduli apa yang menyebabkan Titanic tenggelam, kehilangan nyawa yang sangat besar mungkin bisa dihindari jika kapal telah membawa sekoci yang cukup untuk penumpang dan awaknya.
Kala itu Titanic berlayar hanya dengan 20 sekoci.
Jumlah itu adalah jumlah minimum yang sah.
(*)
Source | : | History |
Penulis | : | Ruhil Yumna |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |