"Tapi bapak sempat menganggap pesawat terbang itu jahat ya?" tanya Najwa.
"Jahat, karena saya lihat kapal terbang pertama, yang datang ke Parepare dia bom," imbuhnya.
Ingatan buruk akan pesawat nyatanya tidak menyurutkan niat Habibie dalam menciptakan pesawat.
Sang teknokrat kemudian menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Teknik ITB pada tahun 1954.
Ia melanjutkan studi teknik penerbangan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat pada tahun 1955.
Habibie melanjutkan studi untuk meraih gelar doktor di universitas yang sama pada tahun 1960 dan lulus pada tahun 1962.
Meski banyak tawaran pekerjaan untuknya di Jerman, Habibie lebih memilih pulang ke Indonesia, dan mengharumkan nama bangsa.
Habibie yang kini telah meninggal dunia, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Tepatnya disamping makam almarhum istrinya, Hasri Ainun Besari, di slot 120 dan 121.
(*)
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nopsi Marga |
Editor | : | Nopsi Marga |