Grid.ID - Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular dan bersifat mematikan, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Menurut WHO, tuberkulosis berada di urutan kedua penyakit yangmematikan dan berbahaya setelah HIV/AIDS.
Hingga saat ini, masih ada kabar atau mitos tentang tuberkulosis yang beredar di kalangan masyarakat.
Yang lebih menyedihkan lagi, banyak masyarakat yang percaya dengan beberapa mitos tentang tuberkulosis tersebut.
(BACA: Gaya Gempita Duduk di Kantin, Anak Nongkrong Abis! )
Melansir dari laman The Times of India, Grid.ID menyebutkan beberapa mitos tentang tuberkulosis yang tidak perlu kamu percaya lagi.
1. Tuberkulosis itu berarti infeksi paru-paru
Seorang dokter spesialis Pulmonolog Intervensional dari University of Pennsylvania menjelaskan, bahwa TBC dapat terjadi di bagian tubuh manapun.
TBC bisa terjadi di perut, kelenjar getah bening, tulang bahkan di saluran kemih.
Tetapi kasus TBC yang sering terjadi kerap kali menyerang paru-paru.
Sehingga penyakit ini sering dikaitkan dengan infeksi paru-paru.
(BACA: Bunga Citra Lestari Tampil Anggun dengan Gaya Rambut Baru di Top 5 Indonesian Idol )
2. Pasien TBC perlu diisolasi
Proses penularan penyakit TBC termasuk sederhana, karena mudah ditularkan melalui udara dari batuk yang dialami oleh penderita.
Hanya melalui udara saja bakteri ini dapat terjangkit pada orang lain.
Sang dokter tidak menyarankan agar pasien TBC tidak diisolasi.
Menurutnya, orang yang menderita penyakit TBC sudah mengalami tekanan secara mental.
Jadi sangat tidak manusiawi jika mereka harus diisolasi.
Pasien TBC bisa bersosialisasi dengan siapa saja, asalkan mereka selalu menggunakan masker di manapun mereka berada.
(BACA: Muncul Versi Baru, Inilah 3 Fitur Baru WhatsApp )
3. Tidak ada harapan hidup bagi orang yang menderita TBC
Ini adalah mitos yang tidak perlu lagi dipercaya.
Hidup dan mati seseorang bergantung pada kuasa Tuhan.
Selalu ada harapan bagi mereka yang menderita penyakit ini.
Penyakit TBC bisa disembuhkan.
(BACA: 3 Perawatan Kulit yang Harus Dilakukan Setelah Mencuci Rambut, Apa ya? )
Badan kesehatan dunia, WHO merekomendasikan rejime enam bulan untuk pengobatan TBC dan sesudah pasien sembuh.(*)
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |