Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Penemuan mayat perempuan bernama Delis Sulistina (13) sempat menyedot perhatian publik.
Siswi SMPN 6 Tasikmalaya itu sempat dikabarkan hilang sebelum akhirnya ditemukan tewas di dalam gorong-gorong.
Melansir dari Tribunnews.com pada Jumat (28/2/2020), Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya, Saeful sempat membantu mencari keberadaan Delis yang hilang sejak Kamis (23/1/2020) lalu.
Namun, pencarian sempat dihentikan lantaran ayah Delis menyampaikan jika putrinya tengah bersamanya.
"Setelah ada keterangan itu kami lega walau tidak sampai melihat Delis. Masa ayah kandung sampai menyatakan hal tidak benar," ujar Saeful.
Setelah menghentikan pencarian, pihak sekolah justru terkejut dengan adanya kabar yang menyatakan Delis Sulistina ditemukan tak bernyawa di depan gorong-gorong sekolah.
"Kami langsung kaget menerima kabar duka itu. Kami telepon ibu kepala sekolah. Ternyata beliau pun sampai lemas mendengar kabar itu," ujarnya.
Melansir dari Kompas.com, Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto akhirnya mengungkapkan misteri kematian bocah malang tersebut.
Setelah diselidiki lebih dalam, Delis ternyata menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh ayah kandungnya, Budi Rahmat.
Kepada Anom, Budi Rahmat akhirnya mengaku kesal dengan putrinya yang terus merengek meminta uang sebesar 400 ribu untuk study tour ke Bandung.
"Korban minta uang Rp 400.000 tapi tak bisa dipenuhi oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya," tambah Anom.
Meskipun demikian, Budi Rahmat akhirnya memberikan uang kepada putrinya.
Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, Uya Kuya Batal Liburan ke Jepang!
"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cekcok dengan pelaku."
"Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelasnya.
Dalam percekokan tersebut, Budi mengaku kesal hingga melakukan tindak pencekikan terhadap anaknya hingga tewas.
"Setelah mengetahui anaknya tewas, pelaku langsung membawa jenazah korban ke gorong-gorong sekolahnya sekaligus tempat penemuan mayat korban sebulan lalu," tambah Anom.
Tujuan Budi Rahmat melakukan hal itu ialah agar kematian anaknya terlihat seperti kecelakaan.
Selain itu, Budi Rahmat juga berharap anaknya ditemukan setelah kondisi mayatnya membusuk.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |