Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Darurat pendemi corona membuat kota Tegal pasang status darurat.
Bahkan Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, ini memutuskan untuk menutup sebagian akses menuju dan keluar kota.
Sebelumnya melansir dari Kompas.com, penutupan akses ini diberlakukan sejak Senin (23/3/2020) hingga Minggu (29/3/2020).
Wali kota Tegal Dedy Yo Supriyono sebelumnya telah menyampaikan apabila hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mencegah penyebaran covid-19.
Mulanya, rekayasa lalu lintas telah dilakukan dari jalur Pantura untuk dialihkan ke Jalan Lingkar Utara (Jalingkut).
“Kendaraan dari luar kota yang melintas tidak masuk dalam kota. Namun langsung lewat Jalingkut,” kata Dedy, saat meninjau lapangan bersama jajarannya dan Sat Lantas Polres Tegal Kota, Minggu (22/3/2020) malam.
Selanjutnya, Dedy melakukan hal ini agar warga dari luar kota tidak bergegas untuk singgah di Tegal, melainkan langsung melanjutkan perjalanan.
Hal ini juga tak lain untuk memutus rantai penyebaran covid-19 yang dibawa oleh orang-orang asing dari luar kota.
Selain sebagai bentuk antsipasi, pemerintah mengaku khawatir karena tak pernah tahu bagaimana kondisi dan keadaan warga luar yang singgah di Kota Tegal.
“Kalau warga luar kota mampir, kita riwayatnya tidak tahu. Kalau ada yang terpapar dan menularkan sulit untuk tracking. Sehingga mobil motor yang dari luar kota langsung masuk Jalingkut untuk melanjutkan perjalanan,” kata Dedy.
Selain melakukan rekayasa lalu lintas, Dedy mengaku akan menutup sejumlah akses menuju tempat keramaian dalam kota.
Seperti jalan menuju alun-alun Kota Tegal dan sejumlah protokol juga ditutup dengan water barrier.
“Local lockdown hanya di dalam kota saja menuju titik keramaian,” kata Dedy.
Hal ini terpaksa dilakukan Pemerintah daerah lantaran masih banyak warga yang belum sadar untuk menerapkan imbauan pemerintah untuk membatasi aktivitas sosial.
“Saya melihat banyak warga yang kurang memahami. Makanya di tempat keramaian kita tutup dulu sampai tanggal 29 Maret 2020. Bahkan di tempat-tempat yang biasanya ramai, lampunya sementara kita matikan,” terang Dedy.
Semntara itu melansir dari Tribunnews pada Jumat (27/3/2020), setelah Kota Tegal dinyatakan positif terjangkit corona, pemerintah akhinya memutuskan untuk melakukan full lockdown.
Penutupan akses full ini disebutkan akan berlangsung mulai 30 Maret hingga 30 Juli 2020 atau sekitar 4 bulan.
"Kita berencana akan full local lockdown. Seluruh perbatasan akan kita tutup. Yang dibuka hanya jalur provinsi dan jalur nasional. Ini demi keamanan bersama," kata Dedy.
Bahkan Dedy menyampaikan penutupan akses keluar dan masuk Kota Tegal akan dibatasi dengan pembatas beton.
Dedy berharap pembatasan akses ini dapat dipahami masyarakat sekali pun ini adalah pilihan yang pahit.
"Masyarakat harus memahami, ini pilihan pahit. Saya pribadi dilematis, bahkan jika saya disuruh memilih, lebih baik saya dibenci dari pada maut menjemput mereka," terang Dedy.
Dedy kini menyampaikan apabila Kota Tegal kini dinyatakan darurat setelah seorang warga dinyatakan positif corona.
"Bahwa Kota Tegal ini sudah dinyatakan darurat. Harus ada penanganan serius," kata Dedy
Keputusan lockdown ini, diakui Dedy, membutuhkan kerja sama dan dukungan dari masyarakat serta perangkat daerah dan jajarannya.
Hal ini dilakukan demi memutuskan rantai penyebaran virus corona yang tengah terjadi di berbagai daerah di Indonesia bahkan global.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |