Upahnya pun tak seberapa, Haji Bolot diberi uang Rp 20 perak sehari untuk pekerjaannya sebagai buruh pelabuhan.
"(Jadi) buruh benar di Pelabuhan Tanjung Priok, itu tahun 60-an. Gue dulu orang yang paling blangsak, susah dulu," kata Haji Bolot seperti dikutip Kompas.com dari tayangan Okay Bos Trans 7.
Pada saat itu, Haji Bolot sama sekali tak pernah mementingkan berapa uang yang dibayar untuknya.
"Jadi buruh waktu masih bujangan, gaji Rp 20 perak satu hari. Yang penting gue bisa masuk ke pelabuhan, enggak ngurusin gaji dah," ucapnya.
Bekerja di pelabuhan membuat Haji Bolot bisa menyambung hidup pada masa itu.
Haji Bolot juga mengakui tak melanjutkan sekolah ke tingkat SMP.
Dia memutuskan untuk mencari rejeki usai lulus dari Sekolah Rakyat (SR) atau setingkat Sekolah Dasar (SD) saat ini.
3. Punya 142 kontrakan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |