Dan setelah dua hari, buaya itu mati karena kelelahan.
Septian Garo, Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bangka Belitung, mengatakan kepada outlet berita lokal Kompas bahwa dia telah berusaha membujuk para tokoh masyarakat untuk membiarkannya memindahkan buaya ke tempat yang lebih aman.
Namun menurutnya, adat istiadat agama daerah menyatakan bahwa desa tersebut akan binasa jika hewan 'Iblis' itu dibawa pergi saat masih hidup.
"Ada kepercayaan bahwa buaya tidak boleh disingkirkan dari desa karena itu setan," katanya kepada wartawan.
Setelah membunuh hewan tersebut, penduduk desa mengubur tubuh dan kepalanya secara terpisah.
Hal ini dipercaya akan mencegah binatang 'iblis' itu datang kembali untuk menghantui mereka.
"Tubuh dan kepala harus dikuburkan secara terpisah karena ini adalah buaya setan.
Sebelum memotong [kepala], ada juga ritual khusus," ujar salah satu penduduk bernama Junaidi.
Wah, bagaimana menurutmu?
(*)
Source | : | dailystar.co.uk |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Nurul Nareswari |