Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Rhincodon Typus atau nama lain dari ikan hiu ini, merupakan spesies ikan yang dinobatkan sebagai binatang laut terbesar.
Satu di antara jenis ikan hiu dengan punggung berpola ini biasanya disebut dengan hiu geger lintang atau juga disapa sebagai hiu tutul.
Diketahui hidup dan mengembara di samudera tropis, ikan hiu ini biasa hidup dan berkembang di daerah yang beriklim hangat.
Baca Juga: Mati Terdampar di Pantai Selatan, Kepala Hiu Tutul Diinjak Warga yang Heboh Ingin Selfie
Sebagai informasi, ikan hiu tutul ini diketahui dapat hidup hingga berumur 70 tahun.
Namun di saat keberadaanya disebut-sebut mulai langka, kabar buruk lagi-lagi menimpa binatang laut tersebut.
Melansir dari Kompas.com pada Senin (31/8/2020), lagi-lagi ikan raksasa yang hidup di samudra lepas itu dikabarkan tewas.
Terdampar di pantai selatan, bangkai hiu tutul ditemukan oleh seorang nelayan di Desa Paseban, Kecamatan Kencong pada Minggu (30/8/2020).
Kepala Resort Konservasi Wilayah 16 BKSDA Wilayah III Jember Budi Harsono mengatakan, keberadaan hiu tersebut sudah diketahui nelayan sekitar pukul 01.00 WIB.
Pada akhirnya usai subuh warga mulai berdatangan dan menjadikan bangkai hiu tutul tersebut sebagai obyek selfie.
Baca Juga: Ada Tulang Paha Terdampar di Mars, Benarkah Planet Merah Menyimpan Kehidupan? Ini Jawaban NASA!
Sekitar pukul 05.00 WIB, warga dikabarkan mulai berdatangan untuk berebut foto selfie dan menginjak-injak kepala ikan raksasa tersebut.
Memiliki ukuran yang cukup besar dengan bobot hingga 2 ton, Budi Harsono membenarkan bahwa hiu tersebut mulai menjadi perhatian warga.
“Ikan hiu tersebut sepanjang 9 meter dengan lebar sekitar 2 meter. Berat hiu tutul tersebut mencapai sekitar 2 ton," ujar Budi.
Berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi, Budi menilai terdamparnya hiu tutul itu lantaran pergantian iklim.
Pada musim kemarau, air laut di bawah dikabarkan mengalami perubahan suhu dan menjadi dingin.
Akhirnya, hiu yang diketahui hidup di air yang memiliki suhu hangat memilih untuk migrasi ke pinggir pantai sembari mencari mangsa.
“Mencari mangsa ke pinggir, mau masuk ke laut lagi tidak bisa,” ujarnya.
Kini pihaknya bersama masyarakat setempat dibantu petugas kepolisian dan TNI mengaku cukup kesulitan menguburkan bangkai ikan raksasa tersebut.
“Sampai hari ini kami masih evakuasi, belum selesai, kami kubur di pantai,” terang dia.
Ya, bangkai yang memiliki ukuran panjang 9 meter itu diakui cukup memakan waktu.
Untuk menggali tanah sedalam 3 meter, mereka juga harus menarik dan memasukkan bangkai tersebut perlahan-lahan.
Sementara itu melansir dari Tribunnews.com, beberapa hari yang lalu, bangkai hiu tutul juga ditemukan di Pantai Lembah Putri, Pangandaran, Jawa Barat.
Di Dusun Karangsari, Desa Ciputrapinggan, Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, Jawa Barat, Senin (24/8/2020) sekitar pukul 05.30 pagi, hiu tersebut ditemukan oleh warga sekitar
Kasatpol Air Pangandaran Polres Ciamis AKP Sugianto mengatakan, sewaktu ditemukan warga kondisinya sudah mati.
"Diperkirakan ikan hiu naga bentang tersebut terdamparnya pada malam hari terseret ombak ke sisi pantai,” ujarnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Deshinta Nindya A |