Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Musim kemarau menjadi waktu yang pas dan asik untuk digunakan bersantai di akhir pekan.
Ya, hembusan angin sepoi-sepoi di musim kemarau nampak menjadi waktu yang pas bagi masyarakat untuk bermain layangan dan melepas penat.
Memanfaatkan situasi dan kondisi di musim kemarau seperti sekarang ini, Waqirin (60) sukses mencuri perhatian masyarakat.
Pasalnya warga di pedukuhan Taruban, Keluarahan (desa) Tuksono (kecamatan) Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini, sukses menjadi pembuat layangan raksasa.
Melansir dari Kompas.com pada Selasa (29/9/2020), Waqirin sejatinya pedagang merpati dan penjual kandang ayam.
Namun, selama dua belan terakhir, Wariqin justru memilih jalan lain untuk membuat layangan.
Membuka jasa pembuatan layangan dengan ukuran yang cukup besar dan menerima permintaan sesuai dengan pesanan.
Waqirin kini semakin dibanjiri berbagai orderan dari luar daerah.
“Werno-werni bentuke (bermacam-macam bentuknya). Tergantung pesanan,” jelas Waqirin menggunakan bahsa Jawa.
Ya, meskipun Waqirin merupakan difabel dan sudah lansia, nyatanya keterbatasan bukan menjadi alasan.
Waqirin diketahui mengalami kaki layu sejak memasuki bangku sekolah dasar.
Akibatnya, Waqirin tak dapat berjalan dan selalu menggunakan tangan untuk menyelesaikan berbagai tugasnya.
Meskipun demikian, Waqirin tak berhenti dan patah semangat untuk melanjutkan hidup.
Ia masih terus berusaha dan berjuang untuk mengisi kesehariannya di masa tua.
Sembari membuat layangan, Waqirin tidak meninggalkan pekerjaanya membuka warung plastik dan berbagai peralatan lain.
Selain itu usaha jual beli burung merpatinya pun masih lancar dijalankan.
Dalam kondisi terbatas nyatanya, Waqirin lebih sigap dan cekatan menekuni kesibukannya.
Bahkan dalam satu hari, kakek 60 tahun itu dapat menyelesaikan lima layangan sekaligus dengan ukuran 1 meter.
Namun, Waqirin tak menampik hanya bisa menyelesaikan 3 layangan apabila permintaan pelanggan lebih besar dari ukuran yang biasa di buatnya.
“Paling gedhe patang meter (Paling besar empat meter), kuwi ukuran sayape (itu ukuran sayapnya). Layangan gedhe kuwi dipundhut ngangge truk tiyang saking Kenteng Kidul (layangan besar itu diambil menggunakan truk oleh orang dari Kenteng Selatan),” ujarnya.
Berkat jualan layangan, kini Waqirin mengaku bisa mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan.
Sebab harga layangan custom yang dibuat Waqirin memiliki harga yang cukup beragam tergantung besar kecil ukurannya.
Waqirin dikabarkan menjual layangan kisaran 2 meter dengan harga Rp 50 ribu dan ukuran besar hingga emnpat meter dengan harga Rp 150 ribu.
Setelah sekian lama, berusaha kerajinan bambu, dan merpati, Waqirin mengaku bisa menyisihkan penghasilan untuk menabung usai menjadi penjual layangan.
“Seko turahan jajan, rasah duwur-duwur (dikumpulkan dari sisa uang belanja, tidak usah tinggi-tinggi),”jelas Waqirin.
Baca Juga: Setahun Pacaran dengan Rapper Hanhae, Aktris Film Train To Busan Han Ji Eun Putus Cinta!
Saking banyaknya peminat layangan yang dibuat Waqirin, ia mengaku mulai kuwalahan dengan banyaknya pesanan.
Bahkan banyak pembeli yang rela mengantri untuk mendapat layanag sesuai dengan keinginan.
Salah satu pelanggan bernama Firmansyah keagihan dengan hasil layangan yang dibuat Waqirin.
“Saya sudah tiga kali (ke sini). Baru selesai hari ini. Rencana akan menaikkan layangan ini di lapangan Demangrejo,” kata Adit.
Melansir informasi dari Tribunnews.com, kini PT Pertamina Lubricants Sales Region IV Semarang memberikan kesempatan lebar bagi para penyandang difabilitas.
Pasalnya, PT Pertamina Lubricants berupaya memberikan pelatihan ilmu mekanik dasar teknis servis sepeda motor dan pelumas kepada Komunitas Motor Penyandang Cacat (Compac).
Hal ini dijalankan bersama dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sinar Nusantara Semarang, untuk melatih skil para penyandang difabilitas.
Dilakukan sejak 7 tahun silam, salah satu industri otomotif ini akhirnya mendapat apresiasi dari pihak terkait.
Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Muthohar menyatakan pihaknya mengapresiasi inisiatif Pertamina Lubricants memberikan pelatihan bengkel untuk difabel Semarang.
"Kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah membangun kota inklusi yang memberikan akses dan kesempatan yang setara dan adil untuk difabel," ungkapnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |