Kecepatan makan yang lebih cepat juga dikaitkan dengan bertambahnya berat badan, kadar glukosa darah lebih tinggi, dan lingkar pinggang yang lebih besar.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini belum ditinjau sejawat dan sejauh ini hanya dipresentasikan di Sesi Ilmiah Asosiasi Jantung Amerika 2017.
Sekarang, tampaknya kesehatan jantung dapat dipengaruhi oleh kecepatan kita makan, di samping peningkatan risiko masalah jantung yang biasa terjadi akibat obesitas.
Selain meluangkan lebih banyak waktu untuk mengunyah, American Heart Association merekomendasikan untuk makan lebih banyak biji-bijian, buah-buahan, sayuran, serta lebih banyak berolahraga sebagai cara untuk mengurangi risiko pengembangan sindrom metabolik.
Studi terbaru menunjukkan bahwa tren makan cepat saji modern tidak ideal untuk jantung yang sehat.
Hal itu menurut Jeremy Pearson, Associate Medical Director di British Heart Foundation, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
"Jika ada, ini adalah pengingat bahwa banyak dari kita memiliki gaya hidup yang sibuk yang mungkin termasuk makan dengan cepat di meja saat makan siang atau terburu-buru dalam perjalanan pulang," kata Pearson.
"Saat melakukan ini, penting bagi orang untuk meluangkan waktu untuk memilih pilihan sehat seimbang, daripada hanya meraih makanan siap saji atau takeaway."
Studi ini telah dipresentasikan di Sesi Ilmiah American Heart Association, 2017.
Jika kamu termasuk orang yang makan dengan cepat atau terburu-buru, lebih baik hentikan kebiasaan tersebut mulai sekarang.
(*)
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |