Akibat musibah tersebut, Supriatna berharap pemerintah segera mengirimkan bantuan untuk warganya.
"Harapan kami dengan adanya musibah bencana longsor segera ada bantuan baik dari pemerintah daerah, provinsi, juga pusat," ujarnya.
"Baik untuk bantuan warga masyarakat dan pembangunan jembatan baru. Pasalnya pemerintah desa belum bisa menganggarkan Dana Desa (DD) untuk bencana alam," imbuhnya.
Ditambahkan oleh Ketua RW 06 Dedi Ano, musibah longsor di Kampung Ciseupan dan Cikanaga sudah dilaporkan oleh pihak desa ke pihak kecamatan.
Akibat musibah tersebut, Dedi juga sudah mengamankan 400 jiwa untuk diungsikan.
"Longsor diduga akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi dari mulai siang hingga sore pukul 15.30 WIB, ada sekitar 400 jiwa yang sekarang sudah diungsikan," jelasnya.
"Beruntung pemilik rumah Nenek Uneh posisinya lagi di luar rumah, sekarang sudah diungsikan ke saudaranya."
"Daerah kampung kami memang rawan longsor tapi harus gimana lagi tidak ada tempat lain terpaksa warga bertahan," pungkasnya.
Baca Juga: Vicky Prasetyo Batal Hadiri Sidang Setelah Hasil SWAB PCR Menyatakan Positif Covid-19
Sementara itu mengutip informasi dari Kompas.com, musibah tanah longsor juga terjadi di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat.
Sabtu (2/1/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, dua rumah di desa Kutajaya dikabarkan tertimpa runtuhan tanah setinggi 10 meter.
Dibenarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani, kini dua KK yang mendapat imbas dari bencana longsor telah diamankan.
''Ada dua rumah terdampak, milik Pak Subawi dan Kosim. Satu kepala keluarga berjumlah empat jiwa diungsikan ke rumah kerabatnya," tutur Anita.
Kendati demikian, P2BK Cicurug mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintahan Desa Kutajaya dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cicurug menindak lanjuti musibah tersebut.
(*)
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Novia |
Editor | : | Nurul Nareswari |